My Blog List

Monday, December 5, 2016

Me & U - PRIVATE SECRET 18



APAKAH AKU BUKAN UNTUKMU?


Didalam sebuah appartement PNK yang terletak di jalan A. P. Pettarani, didalam sebuah kamar pribadi nampak Reva sedang terbaring tanpa sehelai benangpun menutupi tubuhnya saat ini. Al yang baru saja masuk kedalam kamar menatap penuh nafsuh gadis yang sudah pasrah dengan apa yang akan dilakukan olehnya.

"Hai Alku yang tampan... So?? Pilihannya apaan?" Tanya Reva yang sudah meremas sendiri kedua payudaranya.

"Pilihannya adalah... nihhhhhhhh" Ujar Al yang sudah berlari kearah Reva lalu melompati tubuhnya di atas ranjang.

"Auuuuuuu!... Pelan-pelan Al" ujar Reva sambil cekikikan saat Al memeluk tubuh bugilnya di atas ranjang.

"Apakah kamu memberikan semuanya untukku Va?" Tanya Al yang sudah menindih tubuh Reva.

"Gw akan ikhlas memberikan tubuh gw buat lu seorang Al" jawab Reva sambil memegang kedua pipinya.

"kamu serius kan?" Tanya Al sambil mengelus pipi kiri Reva.

"Iya gw serius, ambillah Al... biar gw bisa membalas kebaikan lu selama ini... dan gw juga bakalan berusaha semaksimal mungkin agar lu kembali menjadi pria normal lagi" jawab Reva.

"Va"

"Hu uh" ujar Reva manja sambil menatap wajah Al dengan mata sayupnya.

Perlahan-lahan Al mulai menyentuhkan bibirnya kebibir Reva, dan Reva yang sudah siap memberikan tubuhnya ke Al hanya bisa menutup kedua matanya sambil menikmati sentuhan bibir Al ke bibirnya.

"Hhmmfffmmm" Reva yang terbakar gairah sudah mulai melingkarkan kedua lengannya dibelakang leher Al.

Mereka mulai berciuman panas sambil memainkan lidah mereka saling mencari sensasi sebuah kenikmatan dimalam ini. Al sangat menikmati percumbuan ini, perlahan-lahan jemarinya menyentuh puting kanan Reva membuat tubuh gadis itu langsung merespon sentuhannya dengan berliuk-liuk diatas ranjang.

"Oughhhhttt Al, sentuhlah apa yang mau lu sentuh... ambillah sayang, tubuh gw milik lu seorang" desah Reva saat bibir Al mulai menelusuri leher jenjangnya.

Al berhenti tepat di atas dua payudara sekal dengan dua puting indah yang sudah mencuat menantang Al untuk segera menciumnya. Perlahan tapi pasti diapun mulai mencium ujung puting sebelah kiri Reva lalu memasukkan puting tersebut kedalam mulutnya. Sambil memainkan puting tersebut dengan menggunakan lidahnya.

"Oughhtttt Al" desah Reva sambil meremas rambut pria yang sedang mendaki tubuhnya dengan penuh nafsuh.

Sluurrrpppp... sluurpppp... slurpppp...

Bergantian Al mulai menghisap dan meremas kedua payudara milik Reva membuat Reva hanya bisa meremas rambutnya, sambil mengelus punggung Al lalu membuka kaos oblongnya dan dengan cepat Al membantunya mengangkat ke dua tangannya agar kaosnya dengan mudah terlepas dari tubuhnya.

"Al... tubuh lu seksi banget sayang... muachhh... muachhh" desah Reva saat melihat tubuh bidang milik Al, sedetik kemudian jemarinya mulai mengusap dada pria itu lalu mencium dada Al dengan mesrah.

"Va... gak seharusnya kita lakuin ini" ujar Al masih mampu berfikir positif saat ini. Tapi entah kenapa nampak Reva sangat menikmatinya, saat Al mencoba bangkit dari tubuh Reva. Gadis itu menahannya dengan gerakan tubuhnya yang menjepit tubuh Al dengan menggunakan kedua kakinya.

"Lu mau kan balik normal lagi?" Tanya Reva.

"Tapi kan gak seharusnya kita lakuin ini Va" jawab Al.

"Udah lu baring gih" ujar Reva mendorong tubuh Al berbaring di sampingnya.

Saat Al sudah berbaring disamping Reva dengan tubuhnya yang sudah telanjang dada, Reva mulai bangkit duduk di bagian kaki Al. Dengan cepat Reva membuka kancing jeansnya dan menariknya kebawah beserta CDnya. Sambil menatap sendu penuh nafsuh ke wajah Al, Reva menurunkan celananya dan menariknya hingga terlepas semua dari tubuh Al. Sebuah Penis panjang dan melengkung ke atas membuat Reva hanya tersenyum menatap penis miliknya.

"Wow, big size Al" pekik Reva saat melihat penis Al.

"Udah... kok dilihatin gitu?" Tanya Al mencoba menutup kemaluannya tapi Reva dengan cepat menepis tangannya.

"Udah... lu nikmatin aja"

"Gak bisa dong, kan aku gak bernafsuh ama kamu"

"Hei... gak bernafsuh tapi kok ini udah ngaceng?" Ujar Reva sambil menyentuh ujung penisnya.

"Gak tau juga Va"

"Berarti udah ada kemajuan dong, ya udah lu nikmatin aja yah" ujar Reva yang sudah mengocok pelan penis panjang milik Al.

"Hemmmmm... Va," desah Al.

"Hemmm... kenapa Al?" Tanya Reva tersenyum tapi tangannya masih sibuk mengocok penis miliknya.

Perlahan-lahan Reva mulai mendekatkan bibirnya ke ujung penis Al, lalu mencoba memasukkan penisnya kedalam mulut gadis itu.

"Oughhhhhhttt Va, kok jadi gini sih" desah Al saat penisnya udah masuk 1/3 batangnya kedalam mulut gadis itu.

Slurpppp... sluurppp... sluurppp...

Reva memang sangat mempertahankan keperawanannya selama ini, akan tetapi untuk masalah petting seperti mengoral dulunya sering dia lakukan bersama pacarnya yaitu si Rian.

"Oughhhtttttt"

"Hhhffmmmmmm" jemari Reva mulai menyentuh bola peler milik Al, dan Al hanya bisa menikmati sepongan gadis itu di penisnya.

Beberapa menit sudah gadis itu mengoral penisnya, lalu merasa cukup Reva menghentikan kegiatannya lalu menatap wajah Al penuh nafsuh.

"Lu dah siap?" Tanya Reva mulai bangkit dan naik menindih tubuh Al.

"Haruskah kita lakukan Va?" Tanya Al ragu.

"Kenapa? Kalo gw hamil kan ada elu yang tanggung jawab" ujar Reva yang sudah duduk di perut Al.

"Udah yah Va, cukup gini aja... kan gak perlu juga kita masukin" ujar Al.

"Terserah elu sih Al, tapi jujur gw pengen banget ngentot ama lu" ujar Reva mulai memundurkan pantatnya lalu saat vaginanya menyentuh batang kemaluan Al, matanya langsung melotot ke Al.

"Oughhhtttt Al" desah Reva saat bibir vaginanya bergesekan dengan batang milik Al.

Kemudian Reva mulai bergoyang menggesekkan vaginanya ke batang milik Al.

"Ougghhhtttt... Sshjhhhh... Al ... Memek gw gatal bangeeeettttt ooggghhhhh" Desah Reva sangat kencang karena bibir vaginanya sangat terasa di sentuh oleh batang kemaluan Al.

Semakin lama semakin panas goyangan dan gesekan mereka bahkan Al sudah berani memegang pinggang Reva sambil membantu menggerakkan tubuh gadis itu diatas selangkangannya.

Tak lama kemudian Revapun menarik dan menuntun tangan Al untuk meremas payudaranya. Dan mengerti akan kemauan gadis yang sudah terbakar nafsuh akhirnya setelah menyentuh payudara Reva diapun meremasnya dan memelintir kedua puting payudara Reva yang masih sibuk menggesekkan vaginanya di batang miliknya.

"Ougghhhhh Allll... Hhhhssstttttttt... Nikmat banget kontol lo.... Pengen banget gw di colokin ama kontol lo yang panjang ini... Ougghhhhh remas yang kuat sayang toket gw.... Jangan kasih sisa sedikitpun buat pria lain... Miliki Reva seutuhnya" Cerocoh Reva dengan penuh desahan yang membuat Al makin kuat meremas-remas payudaranya.

Tak tahan dengan semuanya dan berasa belum sampai-sampai juga dengan klimaksnya, akhirnya tanpa pemisi Reva mulai mengangkang dan memegang penis Al sambil mencoba memposisikan bibir vaginanya tepat dikepala penis pria itu.

Sadar akan perlakuan Reva, Al menahan pantat Reva dan menatap wajah gadis itu dengan penuh harap. Lalu Al menggelengkan kepalanya menandakan bahwa tidak seharusnya mereka lakukan hal ini.

"Plisss Va, jangan yah" ujar Al menahan pantat gadis itu.

"Ta... tapi... oughhtttt gw pengen Al" desah Reva yang sudah menggesekkan kepala penis Al dibibir vaginanya yang sudah sangat basah.

"Hemmmm" pekik Reva saat dia mencoba mencolok keras penis Al ke bibir vaginanya secara perlahan-lahan.

"Ouuuggghhhhhh Al... gw masukiiinnn yaahhhh... pliisssss.... Ahhhhh baru kepalanya saja sudah begitu nikmattt... Omg... Ampouuunnnnn Al" Desahan Reva makin keras karena terasa banget kepala kemaluan Al mencoba masuk ke liang vaginanya. Akan tetapi Al dengan otaknya yang masih bisa berfikir positif masih saja menahan pantat Reva agar penisnya tidak masuk kedalam liang vagina milik Reva.

Tersadar dengan apa yang terjadi Reva langsung diam dan menghentikan gerakannya. Seakan mengetahui apa yang akan gadis itu lakukan, Al dengan cepat dan sekuat tenaga menahan kuat pantat Reva agar tidak bablas terdorong kebawah. Tapi masih tidak merubah posisinya hanya sedikit menarik pantat Reva keatas supaya kepala kemaluannya terlepas dari bibir vagina gadis itu.

"Kenapa Al... Ouughhhttt pliisss kasihani gw donkk... Entotin gw donk... Ohhhgghh" Desah Reva yang masih mencoba meraih kenikmatan di vaginanya yang makin terasa gatal seperti ingin berasa pipis lalu mencoba menyentuhkan kembali bibir vaginanya di kepala penis Al. Lalu dengan menggesekkan vaginanya di kemaluan Al sudah cukup membuatnya mendongak ke atas merasakan sensasi yang luar biasa.

"Kenapa Al?" Tanya Reva saat Al dengan paksa mengangkat pantat Reva lalu mendorongnya kesamping tubuhnya.

"Udah yah... Aku mau lanjut tapi gak dimasukin" Jawab Al masih menahan gejolak gairahnya.

Akhirnya Reva hanya mengangguk lalu Al mulai mengangkat kembali pantat Reva berada di selangkangannya. Lalu kemudian Reva memulai kembali aksinya hanya menggesekan kemaluan Al di bibir vaginanya.

Kadang karena kerasnya gesekan mereka membuat kepala kemaluan Al masuk dikit di bibir vagina Reva.

"Aouuuuwww!" Pekik Reva karena bibir kemaluannya dimasukin kepala penis Al.

"Aku udah bilang apa tadi?huh!" Tanya Al menahan kembali pantat Reva membuat Reva hanya tersenyum genit penuh nafsuh.

"Hehehe... gak dimasukin kan?" Jawab Reva.

"Udah yah... kita stop aja, dan aku gak mau ngerebut mahkota kamu yang selama ini kamu jaga"

"Tapi kan Al, gw pengen banget" ujar Reva tapi sepertinya melihat situasi dimana Al sudah tak menahan pantatnya mencoba lagi menurunkan pantatnya membuat bibir vaginanya bertemu dengan kepala penis Al.

"Revaaaa" pekik Al saat merasakan kepala penisnya mulai menerobos masuk keliang vagina Reva.

Karena sudah tak tahan akhirnya, dan nafsuh mengalahkan segalanya akhirnya Al membantu Reva menekan pantat gadis itu agar penisnya makin menembus bibir vagina Reva, dan Reva yang mengetahui gesekan hangat makin dalam masuk menembus bibir vaginanya langsung memejamkan matanya menikmati tiap inci gesekan kulit batang kemaluan Al tersebut.

Saat baru sebatas 1 centi batang kemaluan Al menerobos masuk kedalam vaginanya beserta kepala penis Al. lalu tiba - tiba....

(I'am Yours - from Jason Mraz) dering suara Hp Al berbunyi, dengan malas dan tidak merubah posisi, Al mencoba meraihnya yang terletak dimeja samping ranjangnya lalu kemudian melihat nama contact di layar touch screen nampak sebuah nama.

(Nostra Ajie Prasetyo)

"Shit" Ucap Al kesal lalu dengan gerakan cepat mencabut kemaluannya lalu melompat turun dari ranjang dan mengangkat telfonnya. Reva hanya bisa duduk bersilah dengan kekesalan yang dirasakannya saat ini. Hampir saja dia kehilangan keperawanannya jikalau saja Hp milik Al tidak mengganggu aktivitas mereka.

"Halo yah kang?" Ucap Al saat sudah mengangkat telfon dan sudah menenangkan dirinya.

"Sibuk gak bos?" Tanya Nos di telfon.

"Siapa Al?" Tanya Reva kesal.

"Sttttttt" Al hanya menyuruh Reva diam dengan cara jari telunjuknya di tempelkan ke bibirnya. Reva yang mendapatkan perlakuan seperti itu hanya bisa mendengus kesal lalu bangkit dari ranjang dan mendekat ke arah Al yang masih sibuk mengangkat telfonnya.

"Tadi sih aku udah mau tidur kang, kenapa gitu?" Ujar Al lalu terkejut karena Reva sudah memeluk tubuhnya dari belakang.

"Hmmmmm" desah Al saat jemari Reva mulai mengocok lembut penisnya dari belakang.

"Kok lu kayak mendesah gitu Al? Lu lagi ngewe yah?"" tanya Nos saat mendengar desahan Al di telfon.

"Ngewe matamu kang... aku lagi narik nafas dodol... emang gak boleh yah kalo aku narik nafas?" Jawab Al mencoba menahan rasa nikmat karena mendapatkan kocokan dari Reva.

"Kayaknya gw gak percaya dah bos, kalo lu gak keberatan sih... gw mau video call ama lu... itung-itung lu nemenin gw juga yg lagi BT di appartemen" ujar Nos membuat Al makin kelabakan.*

"Okay setengah jam lagi yah kang" ujar Al lalu mencoba menghentikan kegiatan Reva saat ini.

"Oke bos, setengah jam lagi gw WA lu yah" ujar Nos lalu menutup telfon mereka.

"Siapa sih Al?" Tanya Reva kesal.

"Dia itu yang kapan hari ketemu ama kamu" jawab Al membuat Reva mencoba mengingat siapa orang yang dimaksud.

"Ketemu dengan gw? Dimana?"

"Udah lupakan... sekarang kamu berpakaian dulu karena setengah jam lagi dia mau video call" ujar Al lalu mengambil pakaiannya yang tergeletak dilantai.

"Al... tapi gw lagi pengen banget nih" Rengek Reva masih berusaha menuntaskan gairahnya malam ini.

Seperti tak menggubrisnya Al segera memakai pakaiannya, membuat Reva makin kesal dan akhirnya diapun menjauh dari Al lalu kemudian naik ke atas ranjang.

"Hei pake baju dulu Va" ujar Al saat melihat Reva masih tiduran di atas ranjang dalam keadaan bugil.

"Gak mau, gw maunya habis lu telfonan kita tuntaskan yang tadi" ujar Reva memanyunkan bibirnya membuat Al makin gemas kepadanya.

Al melangkah mendekat ke gadis itu, lalu duduk disampingnya. Reva kemudian bersandar dipundak Al sambil memeluk tubuh Al dari belakang.

"Va... kamu dengerin baik-baik yah... kamu itu harus pertahanin mahkota kamu buat suami kamu kelak. Dan lagian kan aku juga masih proses belajar menjadi pria normal... sudah cukup lah tadi menurut aku belajarnya" ujar Ak mencoba menasehati Reva sambil mengusap rambut gadis itu yang manja dipelukannya.

"Tapi..." ujar Reva terputus.

"Gak ada tapi-tapian... kamu pakai baju trus nemenin aku video call" ujar Al lalu mencoba mengambilkan pakaian buat Reva dilemari.

"Nih pake dulu" ujar Al setelah mengambilkan pakaian buat Reva.

Hanya menggunakan kaos dan celana pendek tanpa dalaman cukup membuat Al tersenyum, mau gak mau Reva hanya bisa mengikutin kemauan Al saat ini.

"Al... emangnya lu gak nafsuh beneran yah ama tubuh gw?" Tanya Reva masih penasaran terhadap Al.

"Hemmm... sekarang belum Va, tapi dikemudian hari aku juga gak tau... makanya aku kan bilang, aku pengen jadi pria normal" jawab Al sangat bijak.

"Ingat yah Al, kalo lu udah normal... gw yang harus merebut perjaka lu nantinya... dan jangan pernah memberikan kepada perempuan lain selain gw" ujar Reva sambil tersenyum dan di anggukan oleh Al.

"Aku janji Va" jawab Al.

"Al... kalo lu normal nanti, jadiin gw pacar lu yah" ujar Reva sangat polos.

"Hahahaha... kok gitu?"

"Iya Al... gw sejujurnya rada suka ama lu... tapi sayangnya lu Gay sih" jawab Reva.

"Tapi kan aku belum punya pekerjaan"

"Ada hal yang lu sembunyiin dari gw Al... ntah apa yang lu sembunyiin dan apa sebabnya lu nyembunyiinnya, gw belum tau... tapi dihati kecil gw mengatakan bahwa lu itu bukan orang susah" ujar Reva lalu berbaring kembali di ranjang.

"Nanti juga kamu bakalan tau kok siapa aku sebenarnya" jawab Al lalu mencoba menghubungi Nostra menggunalan fasilitas WA di HPnya.

Tak lama kemudian dilayar touch screennya nampak wajah Nostra membuat Reva terkejut.

"Hah?? Diakan?" Tanya Reva sambil menggelengkan kepalanya melihat wajah Nostra dilayar HP Al.

"Iya dia namanya Nostra" ujar Al.

"Yap halo kang" ujar Al tersenyum ke layar HPnya yang saat ini sedang video call dengan si Mr. Nos.

"Widihhh... Al lu bareng cewek yah? Lu dimana nih?" Tanya Nos di layar.

"Di appartemen kang, yah kenapa gitu?" Tanya Al.

"Kangen aja ama lu Al"

Dammm!

Satu adegan lagi membuat Reva hanya cengingisan melihat tingkah Al dan Nos, Reva hanya bisa memperhatikan keduanya yang sedang video call didalam kamar.

"Apaan sih kamu kang"

"Cie cie cie... yang lagi dikangenin ama pacarnya" usil Reva sambil mencolek pinggang Al membuat Al hanya bisa menarik nafas atas keisengan yang Nos lakukan.

"Al... diakan cewek yang tuh hari di hotel?" Tanya Nos dilayar.

"Iya kang"

"Kok lu berdua bisa tidur bareng dikamar... emangnya lu habis ngewe yah?" Tanya Nos.

"Sialan bener kamu kang... aku kan hanya" jawab Al terputus.

"Gw cemburu loh Al... hikz... hikz.. hikz" ujar Nos sambil menangis pura-pura becandain si Al.

Tapi sudah cukup membuat Reva terharu dan langsung mengambil Hp Al untuk berbicara dengan Nostra ditelfon.

"Hai Pak... gw Reva, ingat kan?" Tanya Reva saat merampas Hp si Al.

"Iya lu yang tuh hari di hotel kan?" Tanya Nos sambil membuat seakan wajahnya sedang kesal.

"Iya pak... dan tolong jangan salah sangka dulu yah ama si Al, karena gw ama dia hanya temenan saja gak lebih... gw nginap ditempat dia karena gw pikir dia itu kan sama kayak gw gitu... yah kata kasarnya apa yah... hemmm... ngerti kan maksud gw pak?" Ujar Reva mencoba menjelaskan ke Nostra. Tapi nostra hanya bisa menahan tawa akan tingkah gadis itu.

"Dia pacar gw loh..* jadi tolong jagain dia yah Reva... jangan sampai dia direbut ama cowok lain" ujar Nos membuat Al hanya menahan emosinya saat ini.

"Kampret kamu kang" gerutu Al pelan tapi diapun merasa hal ini cukup membantunya agar mengalihkan nafsuh si Reva yang hampir saja tadi dia merebut keperawanan gadis itu.

"Siap pak... gw akan jagain kekasih bapak dimakassar... oh iya pak, bapak yang itu hari hadir di acara konsulidasi di hotel kan?" Ujar Reva sambil bertanya ke Nos.

"Hemm... iya, kenapa gitu?" Tanya Nos heran.

"Gw kerja disitu juga pak... hehehehe, bapak yang punya hotel tempat Reva kerja kan?" Tanya Reva yang langsung di tanggapin oleh Nos.

"Hemmm itu" ujar Nos terhenti saat melihat Al memberikan sebuah kode kerlipan mata ke Nos yang tak diketahui gadis itu.

"Hehe... hebat lu Al, punya kekasih orang kaya... hihihi" ujar Reva saat menoleh ke Al.

"Hadehhhhhh" Al saat ini hanya bisa mendengus.

"Ya udah yah Al, gw tinggal dulu... oh iya dan lu Reva tolong jangan di apa-apain pacar gw yah... kalo gw tau lu ngapa-ngapain dia, gw bakalan PHK in elunya nanti"

"Siap pak, Reva akan menjaga amanah bapak... dan Reva pastikan Al akan aman berada di sisi Reva" jawab Reva dengan mantapnya lalu kemudian Nos pamit kepada mereka lalu memutus video callnya.

"So?" Tanya Al mencoba isengin si Reva saat setelah menaruh kembali HPnya dimeja.

"Hemmm... sayangnya gw harus jagain amanah bos gw Al... hufhhh padahal gw pengen banget nuntasin yang tadi" ujar Reva kesal.

"Hehehe... kamu mau aku bantuin sampe orgasme?" Tanya Al mencoba meraba selangkangan Reva.

"Al... plis jangan lu pancing lagi deh ah" ujar Reva kesal lalu menepis tangan Al.

"Hehehe... syukurlah kalo gitu, ya udah kalo gitu yuk kita bobo" ujar Al yang langsung baring disamping Reva.

"Al kayaknya pak Nos sayang banget yah ama lu" ujar Reva yang matanya menatap ke langit-langit seperti menerawang sesuatu. Dan dirinya hanya bisa pasrah akan keadaannya saat ini. Sebuah perasaan yang aneh yang saat ini dia rasakan, tapi dia hanya bisa berusaha menepis semua perasaan aneh tersebut.

"Hu uh... ya udah kamu bobo gih" jawab Al lalu mencoba menutup matanya dan Reva juga setelah mendapat jawaban mencoba menutup kedua matanya.

Sesaat Al membuka matanya dan menoleh kesamping, menatap lembut wajah cantik gadis yang berada disampingnya. Al mulai mengangkat kepalanya dan mencoba mencium gadis itu.

Saat hembusan nafas Al terasa diwajah Reva, akhirnya diapun membuka matanya dan kedua mata mereka saling bertemu mengisyaratkan sesuatu.

"Va" bisik Al saat wajah mereka berjarak sangat dekat.

"Al" bisik Reva juga membalas tatapan Al.

"Thanks banget yah"

"For what?" Tanya Reva sambil tersenyum.

"Untuk semuanya" jawab Al lalu mendekatkan bibirnya ke bibir gadis itu.

"Al..." ucap Reva terputus saat bibir Al menyentuh bibirnya.

Reva kemudian menutup matanya menerima ciuman Al yang begitu mesrah. Ada sesuatu yang Reva rasakan saat ini, jantungnya berdetak lebih kencang saat Al menghisap dalam bibirnya sambil lidah Al mulai masuk ke rongga mulutnya.

"Udah yah... gitu aja" ujar Al saat melepas ciuman mereka.

"Kok" desah Reva saat membuka matanya.

"Met bobo cantik.... muachhhh" ujar Al lalu mencium kening Reva.

Tanpa disadari dari kedua mata Reva mengalir tetesan air matanya, lalu saat Al melihatnya. Al hanya tersenyum penuh arti kepadanya.

"Kenapa kamu nangis?" Tanya Al.

"Kok lu perlakukan gw kayak gini Al?" Tanya Reva pelan sambil mengusap air matanya.

"Gak tau juga Va" jawab Al.

"Bobo yuk Al" ujar Reva dan di iyakan oleh Al. Saat Reva menutup kedua matanya, Al tiba-tiba memeluknya dari samping. Pelukan Al sangat erat membuat Reva membuka kembali matanya dan menoleh kearah Al. Ternyata tanpa membuka mata Al mengetahui kalo Reva lagi menatapnya. Dan sedetik kemudian Al mencium kembali bibirnya tanpa membuka kedua matanya lalu mengucapkan sebuah kata "met bobo", Reva pun menjawabnya dengan sebuah senyuman lalu menutup kembali matanya dan sekejap merekapun akhirnya terlelap dalam tidurnya.


Beberapa hari kemudian di sebuah resto didaerah Bandung, nampak sepasang muda-mudi baru saja turun dari sebuah SUV berwarna putih. Keduanya adalah Nostra dan Elsya yang sabtu ini sedang menghabiskan weekend bersama di kota Bandung. Siang ini Nos mengajak elsya makan siang bareng diresto tersebut.

Saat baru saja masuk tiba-tiba Elsya sedikit terhenti karena melihat sesosok pria yang begitu dikenalinya sedang duduk bersama beberapa temannya dimeja yang tak jauh dari pintu.

"Lu kenapa Sya" Tanya Nostra heran.

"Gak kok gak kenapa-kenapa... Yuk pak kita duduk" Jawab Elsya lalu keduanya mengambil meja yang tak jauh dari orang tadi.

"Lu kenapa tadi?... Kayak ngeliat cowok di sana dengan tatapan benci gitu?" Tanya Nos saat mereka telah duduk.

"Gak kok pak, cuma kayak kenal aja tapi kayaknya Elsya salah orang deh.... Hehehe" Jawab Elsya.

"Ya udah kalo gitu, lu mau pesan apaan sayang?" Tanya Nos sambil melihat-lihat buku menu dimeja. Dan sedetik kemudian Nos mengangkat tangannya mencoba memanggil salah satu waiters yang stand by dikasir.

"Ihhh... Tuh pake sayang - sayangan lagi, emang Elsya pacar bapak?". Tanya Elsya malu.

"Loh... Kan emang kita udah pacaran bahkan bentar lagi menikah" Jawab Nos dengan senyum jahilnya.

"Enak aja... Emang Elsya cewek apaan maen nikah-nikahan aja.... Dan emang kita udah jadian gitu?" tanya Elsya lagi dengan mimik cemberutnya membuat Nostra makin gemas dengan gadis disebelahnya.

"Ya udah deh kalo gak mau nikah ama gw... biar ntar gw nyari cewek lain buat dinikahin" ujar Nos.

"Kan bapak udah punya tunangan... kenapa harus nyari cewek lain?" Tanya Elsya bingung.

"Masih tunangan dan belum jadi istri kan? Apa salah kalo gw jadi cowok pengen nyari istri yang baik dan sesuai dengan keinginan gw?"

"Loh emangnya tunangan bapak gak baik yah?" Tanya Elsya.

"Udah gak usah dibahas yah... intinya lu bakalan jadi bini gw nantinya"

"Ihhhhh" ujar Elsya cemberut.

Tak lama pesanan makanan mereka akhirnya datang juga dibawakan oleh pelayan resto.

Mereka menyantap makanannya sambil mengobrol biasa dan sesekali mereka saling bertemu pandang dan tersenyum bahagia antara satu sama lain, Bahkan Nos pun tak lagi memanggil Elsya dengan nama 'Sya' selama mereka makan tetapi sudah dengan panggilan sayang.

"Pak... bentar anterin Elsya ke toko buku yah... pengen beli sesuatu" ujar Elsya setelah selesai menyantap makanannya.

"Okay sayang" Jawab Nos tersenyum.

Elsya menjadi malu se jadi-jadinya setiap kali Nostra memanggilnya dengan kata sayang. Tapi berbeda dengan Nos kali ini, yang tiba-tiba pandangannya kearah seorang pria yang mendekati mereka.

"Ohhh jadi dia nih yang buat elu nolak gw yah Sya?" Tanya pria itu saat berada dibelakang Elsya. Nos hanya santai menanggapi orang itu, tapi Elsya yang terkejut langsung menoleh kebelakang dam benar ternyata pria yang dilihat tadi adalah cowok yang selama ini mengejar cintanya.

"Kak Rahmat" ujar Elsya terkejut.

"Hei lu... jadi ternyata gara-gara elu si Elsya sampai saat ini nolak cinta gw yah?" Hardik si Rahmat sambil menunjuk Mr.Nos yang masih duduk sambil tersenyum ke arah mereka.

"Udah deh kak Rahmat... jangan bikin ribut disini, gak enak ama yang lainnya" ujar Elsya mencoba menjauhkan Rahmat dari meja mereka.

"Apa kurangnya gw Sya? Gw cinta banget ama lu tau... gw punya segalanya dan gw janji akan membahagiakan elu nantinya" ujar Rahmat sambil memegang kedua pundak gadis itu.

"Kak Rahmat... plissss, gak enak ama yang lain... dan juga" ujar Elsya terputus.

"Apa lebihnya dia Sya? Ayo jawab?" Tanya Rahmat yang memutuskan ucapan Elsya barusan sambil menunjuk si Nos yang masih saja duduk dan tak berdiri dari kursinya.

Elsya nampak merasa tidak enak terhadap Nos, karena biar bagaimanapun nos itu adalah seorang bos diperusahaan tempat dia bekerja. Elsya mencoba menghentikan kelakuan Rahmat tapi sepertinya pria itu tak mengubrisnya.

"Udah Sya... biarin dia keluarin semua unek-uneknya" kali ini Nos angkat bicara tapi masih duduk santai dikursinya.

"Diam lu pengecut... lu tau gak sedang berurusan ama siapa?" Hardik Rahmat.

"Gak" jawab Nos entengnya.

"Lu butuh duit berapa untuk menjauh dari si Elsya?huh!" Ujar Rahmat.

"Hemmm... gw gak butuh diut kok"

"Halaaahhhh... orang kayak lu yang kerjaannya gak jelas belagak gak butuh duit... nih lu butuh berapa huh?" Ujar Rahmat yang sudah membuka dompetnya sambil mengeluarkan beberapa lembar uang 50ribuan lalu mencoba memberikan ke Mr.Nos.

"Kak Rahmat apa-apaan sih... udah deh kak, mending kakak pergi deh dari sini" ujar Elsya mencoba mendorong tubuh Rahmat agar meninggalkan mereka.

"Biarin dulu Sya... kasian kan dia udah ngeluarin duitnya" ujar Nos yang mencoba berdiri dan menatap tajam ke Rahmat.

"Masih kurang yah? Sorry gw lagi gak bawa duit cash... kalo lu mau, besok lu bisa datang dikantor gw... dan bilang aja nama gw Rahmat... pasti security bakalan panggilin gw kok... secarakan gw dah jadi manager disana" ujar rahmat sambil tersenyum sinis memandang rendah si Nos yang memang penampilan Nos siang ini hanya menggunakan tshirt dan celana jeans yang sudah sobek dilutut.

"Gw gak butuh duit lu kok" ujar Nos.

"Punya apa lu? Huh!"

"Gak punya apa-apa kok" jawab Nos sambil mendekat ke Rahmat.

"Pak!" Ujar Elsya pelan saat Nos sudah berhadapan dengan Rahmat. Lalu menarik pelan lengan Elsya untuk berdiri dibelakangnya.

"Kenapa lu? Mau cari ribut ama gw?" Ujar Rahmat akan tetapi tubuhnya sedikit mundur karena diapun gentar melihat tatapan Nos.

"So?" Tanya Nos saat menepuk bahu Rahmat.

"Lu butuh duit berapa? Buruan katakan... gw gak punya waktu ngeladenin gembel kayak lu... dan lu Sya, ayo ikut ama gw pulang" ujar rahmat. "Ini kartu nama gw... besok lu datang ke kantor gw dan bilang nama gw" lanjutnya sambil memberikan sebuah kartu nama yang membuat nos tersenyum penuh arti saat melihat nama perusahaan tempat Rahmat bekerja.

"Hemm... lu kerja di Aneka Jaya Lestari yah?" Tanya Nos saat melihat nama perusahaan yang menjadi sub Distributor 3MP.

"Iya... dan gw salah satu petinggi disana... kenapa emangnya?" Tanya Rahmat dengan sombongnya.

"Lu baru yah disana?"

"Iya... gw baru pindah disana karena gw di bajak dari perusahaan lama, dan apa urusan lu nanya-nanya perusahaan tempat gw kerja?" ujar Rahmat.

"Bilangin ama ko' Chan... dia milih masih ingin bekerja sama dengan 3 mandiri atau ngeluarin lu dari sana... gimana?" Ujar Nos santainya dan nampak Elsya hanya tersenyum melihat tingkah bosnya saat ini.

"Maksud lu apaan?"

"Apa lu dah tuli yah? Bilang ke ko' Chan kalo Nostra Ajie Prasetyo menyuruh dia untuk memecat elu besok... kurang jelas?" Ujar Nos dan saat menyebut nama asli Nos membuat Rahmat seketika gemetaran karena sangat mengenal nama tersebut.

"Ma... maksud lu?"

"Apa perlu gw ulang?" Tanya Nos balik.

"Jadi lu?" Rahmat nampak tak bisa berkutik saat ini karena mengetahui sedang berurusan dengan siapa.

"Yah... kenalin gw Nostra Ajie Prasetyo" jawab Nos sambil mengulurkan tangannya mengajak berkenalan.

"Shit... ke..kenapa bapak tidak bilang dari tadi?"

"Hahahahaha... udah yah, gw balik dulu... yuk sayang kita tinggalkan dia aja" ujar Nos sambil mengajak Elsya pulang. "Oh iya... jangan lupa bilangin ke ko' Chan pesan dari gw yah... bye" lanjutnya saat menghentikan langkahnya lalu menoleh kebelakang.

"Hahahaha... pasti si kak Rahmatnya kencing berdiri deh pak sekarang" ujar Elsya saat setelah Nos membayar bill tagihan mereka.

"Biarin aja Sya... orang kayak dia memang harus diberi sedikit pelajaran"

"Iya sih pak... orangnya emang rada sombong... beda banget dengan bapak" ujar Elsya membuat Nos menghentikan langkahnya lalu menatap wajah gadis disebelahnya sambil tersenyum.

"Mulai lagi kan... suka banget bikin Elsya malu" ujar Elsya yang sudah menundukkan wajahnya karena ditatap oleh Nos.

"Ya udah kalo gitu yuk" ujar Nos menarik lengan Elsya lalu menggandengnya dilengannya.



Saat sore harinya setelah mengantarkan Elsya ke toko buku, Nos mengantarkan Elsya pulang kerumah orang tuanya.

"Masuk dulu yuk pak" Ucap Elsya mengajak masuk Nos saat mereka udah nyampe di depan rumah.

"Boleh deh" Jawab Nos dan akhirnya merekapun masuk bersama.

"Eh ada Pak Nostra, masuk Pak... maaf masih berantakan" Ucap mamanya Elsya yang baru saja sembuh dari sakitnya beberapa hari yang lalu setelah melihat Nos bersama putrinya didepan pintu.

"Pak bentar yah... Elsya bersih-bersih dulu yah... Gerah nih" ujar Elsya saat mereka sudah didalam rumah dan di iyakan oleh Nostra yang kemudian meninggalkan Nos diruang tamunya.

"Mau minum apa Pak?" Ucap mamanya menawarkan minuman ke Mr.Nos.

"Apa aja deh bu," Jawab Nos dengan tersenyum.

Setelah menunggu akhirnya mamanya Elsya tiba dengan membawakan segelas teh hangat.

"Nih diminum yah Pak" Ucap mamanya Elsya.

"Iya Bu makasih" Kata Nos yang langsung meminum tehnya.

"Maaf pak lama... Hehehe" Ucap Elsya saat sudah berada di ruang tamunya setelah selesai mandi dan dengan memakai pakaian ala kadarnya dengan T-shirt sedikit longgar dan hotspan membuat Elsya begitu seksi.

"Gak apa - apa kok sayang udah biasa kok" Jawab Nos yang tentu saja membuat mamanya kaget mendengar kata sayang yang barusan Nostra ucapkan.

"Sayang?huh!" Ejek mamanya sambil menoleh ke putrinya.

"Hehehe...maaf Bu keceplosan" Ucap Nostra malu.

"Udah deh ma... Pak Nos agak dikit stress... Sana ah jangan godain Elsya melulu" Ucap Elsya malu lalu menyuruh mamanya masuk.

"Yah udah... Mama takut ganggu orang lagi pacaran... Hihihihi" Kata mamanya yang langsung ngacir kedalam

"Ihhhhh.... Mama" Elsya langsung terlihat sangat malu.

"Maaf yah Pak, mama emang gitu, suka usil... Habisnya bapak sih ih ". Ucap Elsya lalu mencubit pelan pinggang Nos.

"Loh emang bener kok kata mama kamu, kita kan pengen pacaran"Jawab Nos dengan senyum genitnya.

"Huuuuuuhhhh bapak suka aneh-aneh deh" Ucap Elsya. "Lagian siapa juga yang mau pacaran ama cowok yang udah punya tunangan" Lanjutnya.

"Ya allah... Nih cewek gak ngerti apa... Bahwa nih Nostra Ajie Prasetyo yang tampan yang banyak di gila-gilain ama kaum hawa malah lebih memilih berpacaran dengannya... Tapi dianya malah gak mau" ucap Nos.

"Hahahahaha..... Gaya sih bapak" ujar Elsya teetawa melihat tingkah Nos barusan.

"Tapi makasih yah pak untuk semuanya" Ucap Elsya kembali yang dengan wajah serius menatap Nos.

"Everything cantik" Jawab Nos membalas tatapan sendunya Elsya dengan senyumannya yang indah.

"Pak... Hemmm... Gak jadi deh" Ucap Elsya malu.

"Kenapa?" Tanya Nostra kembali.

"Hemmm.... Malu ah... Tapi... Tapi emangnya bapak beneran sayang ama Elsya?" Tanya Elsya sedikit gugup dengan malunya lalu menundukkan wajahnya kebawah.

"Hahaha... menurut lu?" Tanya Nos singkat.

"Ihhh bapak... ditanyain malah nanya balik"

"Perlukah yah gw jawab pertanyaan lu?" Tanya Nos balik lalu memegang erat kedua tangan Elsya. "Dan apakah lu butuh kasih sayang dari gw atau tidak?" Lanjutnya.

"Gak tau pak" Jawab Elsya malu.

"Sini" Ucap Nos lalu menarik kepala Elsya untuk bersandar di bahu kananya lalu tangannya melingkar memeluk tubuh gadis itu.

"Makasih.... " Ucap Elsya yang melihat keatas wajah Nostra dengan mata sayupnya.

Mereka hanya tersenyum satu sama lain, saling tatap-tatapan tanpa ada kata-kata yang di ucapkan, tapi Nos sangat mengetahui bahwa gadis ini sangat membutuhkan kasih sayangnya saat ini.

"Aa" Ucap Elsya terputus. Dan tak sadar memanggil Nos dengan panggilan kakak orang sund*.

Dan seakan Nos mengerti maksud dari gadis itu akhirnya dia menurunkan wajahnya mendekat ke wajah Elsya dan lebih lagi bibirnya sudah sangat dekat dengan bibir gadis itu yang begitu indah. Elsya akhirnya memejamkan matanya seakan memberikan semuanya kepada pria yang ada didekatnya walau menurutnya pria itu mempunyai tunangan.

Akhirnya bibir mereka menyatu perlahan tapi pasti,* Nos juga memejamkan matanya menikmati setiap lekukan bibir Elsya dan perlahan Elsyapun juga membuka bibirnya sedikit membiarkan Nostra memasuki rongga mulutnya yang masih beraroma green tea mint.

Awalnya Elsya ragu setelah lidah Nos sudah bermain di rongga mulutnya, tapi seakan mengerti akhirnya diapun membalas perlakuan Nos dengan saling memainkan lidah masing-masing.

Ciuman hangat dan sedikit menaikkan gairah masing-masing tanpa sadar Nostra makin memeluk erat tubuh Elsya untuk menyatu di dekapannya. Mereka saling melumat satu sama lain, meraih kepuasan dari sebuah ciuman panas yang mungkin baru kali ini mereka lakukan.

Setelah itu Nostra pun sambil berciuman, tangan kanannya diusapkan dipipi Elsya dan dengan ciuman yang sudah di tambah dengan nafsuh akhirnya Nos tersadar lalu melepaskan ciumannya di bibir seksi gadis dihadapannya. Nampak Elsya masih memejamkan matanya mencari-cari bibir Nos, dan Nos yang melihat keadaan Elsya yang masih ingin merasakan kecupan pria itu langsung mencium kembali menyatukan bibir mereka bahkan lebih panas dari sebelumnya.

Setelah Ciuman panas mereka beberapa menit, akhirnya Nos menyudahinya karena mengetahui situasi yang tidak begitu tepat.

"Hei... Udah yah sayang" Ucap Nos pelan banget karena melihat Elsya masih saja mencari-cari bibirnya dengan mata yang terpejam.

"A'...." panggil Elsya penuh gairah saat membuka matanya melihat Nostra yang tersenyum hangat.

"Elsya sayang banget sama aa" Lanjut Elsya dengan gerakan bibirnya sambil menatap sayup wajah Nostra di hadapannya.

"Me too Sya" Jawab Nos singkat dan langsung memeluk erat gadisnya karena dia sangat yakin bahwa dia benar-benar sangat mencintainya.

"Hikz... Hikz.... Makasih... Hikz..." Elsya menangis di dadanya Nos membuatnya hanya mengelus elus rambut gadis itu.

"Kok nangis?" Tanya Nostra lembut.

"Gak tau... Bahagia aja" Jawab Elsya masih dalam pelukan eratnya. "Janji yah, akan selalu mencintai Elsya selamanya" Lanjutnya tapi sambil menoleh keatas dengan manjanya mengarah ke wajah Nos.

"Apakah lu akan siap menghadapi tunangan Aa dikemudian hari?" Tanya Nos singkat lalu tersenyum melihat Elsya yang menatapnya manja.

"Gak tau A'... biar waktu yang menjawabnya" jawab Elsya.

"Bentar lagi" Ujar Elsya saat Nos mau melepaskan pelukannya, justru Elsya malah mengeratkan pelukannya.

"Hehehe... Ya udah puas-puasin deh melukin Aa yah" ucap Nos menggodanya.

"Ihh... Apaan deh " Ucap Elsya sambil mencubit mesrah pinggangnya.

Akhirnya tak lama dan dengan sedikit penjelasan bahwa ini sudah larut maka Nostra pun pamit pulang walaupun sebenarnya sangat berat bagi Elsya untuk melepaskan kemesraan mereka.

"Gw balik dulu yah sayang" ujar Nostra lalu mencium bibir gadis itu dan di balas dengan salam oleh Elsya maka Nostrapun meninggalkan rumahnya menuju hotel tempat nginapnya.

Bersambung...

By TJ44

No comments:

Post a Comment