My Blog List

Thursday, August 25, 2016

Me & U - PRIVATE SECRET 12

MY STUPID GIRL



" Gede yah Al ". Ujar Reva saat mereka berada di dalam kamar mandi, dimana Al baru saja selesai membuang air kecil lalu Reva menahannya saat pria itu akan memasukkan penisnya kedalam celana.

Reva memegang penis panjang milik Al, seorang pria berdarah arab Makassar. Kalian para reader bisa membayangkan bagaimana panjang dan besarnya belalai milik Al kan?.

"Ssttttt, udah yah." Ujar Al melepas tangan Reva.

"Yeh ada yang terangsang ni, cie cie cie. Paling lu lagi bayangin kan yang megang kontol lu ini pasangan gay lu. Hehehe."

"Grrrrr... Udah ah,"

"Uhh," Tiba - tiba Reva memegang perutnya menahan sakit yang tiba-tiba saja muncul.

"Eh Va kenapa kaki kamu berdarah ?" Tanya Al melihat darah di paha gadis itu.

Plakkk...

"Itu darah haid gw tau, duuhhhh perihhh." Jawab Reva sambil menabok kepala pria itu.

Reva segera keluar kamar mandi bersama Al lalu mencoba mencari obat penahan rasa sakit ke sekeliling appartement Al dan ternyata obat yang dicarinya tak juga ditemukan. Sedangkan sekarang sudah malam dan semua toko obat sudah tutup.

"Kamu gak apa - apa? apa kamu mau pergi ke RS saja ?" Tanya Al panik.

"*Haha, kram karena menstruasi pergi ke RS? diketawain suster ama dokter gw nya tau. Dasar bego."

"Tapi muka kamu pucat gitu, kamu duduk dulu gih."

"Lu tuh ihhhhhh, nih kalo gw duduk ranjangnya bakalan banjir darah dodol." Ujar Reva kesal lalu berlari mengambil pembalut di lemarinya.

"Huh, dasar." Guman Al pelan.

"Gw akan menahannya saja sampai besok pagi." Ujar Reva saat selesai memasang pembalut diselangkangannya.

"Ya udah kamu bobo aja yah, ntar aku jagain kamu deh."

"Hehe, makasih yah... Gw duluan yah."

"Met bobo," Ujar Al dan dibalas dengan senyum manis gadis itu.

Saat ini Al sangat kasihan melihat Reva dengan kondisi meringis menahan keram dan sakit diperutnya, maka Al melakukan hal yang biasa TS lakukan, ber-googling ria dengan keyword : bagaimana menghilangkan rasa sakit dan kram saat Haid.

"Hemmm, teh jahe." Gumam Al saat mendapatkan informasi barusan.

Kemudian Al mencari di kulkasnya sebuah teh sachet jahe yang sering dia minum untuk menyegarkan tubuhnya dikala lelah. Setelah itu Al membuatkan teh jahe untuk Reva dan kembali ke dalam kamar.

"Va, bangun dulu. Nih minum tehnya mumpung masih anget." Ujar Al saat duduk ditepi ranjang.

"Uhhhh, apaan nih?" Tanya Reva sambil mencoba untuk duduk dengan bersandar di ujung kepala ranjang yang rapat di dinding dengan memegang bantal.

"Teh jahe untuk mengurangi rasa nyeri dan kram di perut saat Haid." Jawab Al.

"Hehe, makasih yah." Ujar Reva kemudian meraih secangkir teh jahe ditangan Al lalu menghabiskannya tanpa bekas.

Nampak Reva sangat senang sekali biarpun sakitnya belum hilang tapi ia senang karena punya teman pria yang bersedia berbagi sakit kram dengannya. Setelah itu Reva kembali berbaring dan mencoba memejamkan kembali matanya.

"Huh, semoga sembuh yah." Ujar Al lalu membawa cangkir bekas teh tadi ke dapur.

Tapi saat Al kembali kedalam kamar dan mengechek Reva lagi, ternyata gadis itu masih merintih kesakitan (yah memang ada bbrp cewek yg sakit sekali kalau sedang dapat, kalau nenek TSnya sih biasanya pake kunyit, temulawak, ama gula jawa. Hehe).

"Kamu kenapa Va?"

"Duhhhh, sakit Al. Pake bangettttt." Jawab Reva yang sudah bolak balik diatas ranjang.

"Kamu tunggu yah, aku keluar dulu mencari sesuatu." Ujar Al lalu tanpa mendapat jawaban dari Reva diapun segera keluar dari appartementnya menuju rumah orang tuanya di daerah cendrawasih.

Al akhirnya keluar dan menyalakan mobilnya. Tanpa fikir panjang, pria itu menjalankan mobilnya menuju kediaman orang tuanya.

Begitu tiba di rumah orang tuanya, segera dia meminta obat penghilang rasa sakit pada mamanya.

"Buat siapa Yud?" tanya mamanya heran dan sedikit menyelidik.

"Buat calon mantu mama dan papa tentunya," ujar Citra yang nyeletuk sambil senyum penuh arti.

Menghindari sebuah diskusi yang akan melebar dan tentu saja Al mengetahui pertanyaan yang akan di lontarkan oleh mamanya, maka secepat kilat pria itu bergegas keluar rumah dan kembali ke appartementnya.

Saat tiba di appartementnya, Al langsung menuju ke kamarnya dan melihat Reva masih menahan sakit diperutnya. Bahkan gadis itu saat ini sampai bergelung di lantai menahan sakit membuat Al langsung mengangkatnya naik ke atas ranjang.

"Nih minum dulu obatnya," ujar Al yang sudah duduk ditepi ranjang sambil memegang segelas air mineral yang diambilnya di atas meja kecil disamping ranjangnya.

"Dari mana lu dapat nih obat?" Tanya Reva setelah meminum obat tersebut.

"Dari mamaku Va, btw gmn keadaan kamu sekarang?" Ujar Al yang agak legaan setelah melihat kondisi Reva udh bisa tersenyum.

"Agak lumayan sih Al, makasih yah sebelumnya."

"U'r welcome, ya udah kamu bobo aja gih." Ujar Al lalu mencoba membaringkan gadis itu.

"Al... hemm... sekali lagi makasih." Ujar Reva sedikit pelan sambil melempar senyum hangatnya ke arah pria itu yang sudah menolongnya barusan.

"Hehe, iya sama-sama Va. Ya udah kamu bobo yah dan moga mimpi indah"

"Met bobo my Gay."


°°°


Sinar matahari menembus melalui jendela kamar, menyorot wajah cantik gadis itu yang belum tersadar dari tidurnya.

Pelan-pelan gadis itu membuka matanya dan mendapati Al sudah duduk ditepi ranjang menatap wajahnya dengan sebuah senyuman.

"Morning gadis bodoh," sapa Al dengan senyuman.

"Hei Al, hoaemmm... jam berapa nih sekarang?" Ujar Reva sambil mengucek-ucek matanya melihat jam dinding yang tergantung di atas dinding kamar.

"Baru jam 7 lewat, kamu gak kerja?"

"Hu uh, malas euy... masih mules." Jawab Reva.

"Kalo gitu kamu istirahat aja dulu, aku mau keluar bentar karena ada urusan dikit."

"Gw lapar euy," ujar Reva sambil memegang perutnya.

"Udah aku buatin sarapan tadi, nih makan dulu." Ucap Al sambil menyodorkan sepiring nasi goreng yang dibuatnya sendiri khusus untuk gadis itu.

"Makasih,"

Akhirnya Reva menerima sepiring nasi goreng lalu menyantapnya dengan lahapnya dihadapan Al sambil sesekali tersenyum hangat membuat suasana pagi ini sangat berbeda dari sebelumnya. Begitu juga Al, ada sesuatu yang dia rasakan yang tak bisa dia pungkiri bahwa gadis itu sudah mengorek relung hatinya yang paling dalam. Tapi dia tidak mau sakit untuk kedua kalinya, maka diapun menganggap gadis itu hanya sebagai adiknya saja.

"Aku pergi dulu yah" ujar Al saat Reva lagi santai di ruang rengah dan nampak Al sudah bersiap-siap untuk pergi ke suatu tempat.

"Kayaknya gw udah agak mendingan euy, gw kerja aja deh."

"Ya udah, kalo gitu kita bareng aja. Karena kebetulan aku searah dengan tempat kerja kamu." Ujar Al.

"Tapi kan gw belum mandi, apa lu mau nungguin gw dulu?"

"Iya, makanya buruan gih mandi." Jawab Al dengan lembut dan segera gadis itu beranjak menuju kamar mandi.

Tanpa mereka sadari sepasang mata sedang melihat dari arah kejahuan saat Al dan Reva berjalan menuju mobil Civic kesayangan pria itu.

Terlihat wajah emosi menghampiri pemilik sepasang mata itu, lalu segera bergegas meninggalkan parkiran appartement karena tak sanggup melihat keduanya yang jelas membuat hatinya sesak dan sakit.

Saat tiba di Clarion Hotel tempat Reva bekerja akhirnya Al memarkir mobilnya tepat di depan pintu masuk karyawan hotel.

"Makasih yah Al, udah mau ngantarin gw."

"Sipp, ya udah met bekerja yah." Jawab Al dengan senyum.

"Ti ati dijalan, oh iya bentar malam lu balik ke appartemen gak?"

"Belum tau," jawab Al simple.

"Ya udah bye" lanjut Al lalu segera meninggalkan hotel dan juga gadis itu dengan perasaan yang tak menentu.

"Reva... bentar," teriak seseorang dari belakang saat gadis itu akan melangkah masuk.

"Eh Riyan, kenapa yan?" Ternyata Riyan yang baru saja menyapa Reva karena pria itu baru saja mengantar Indah sang kekasih.

"Kamu semalam nginap dimana?" Tanya Riyan dengan tegas.

"Apa urusan lu?"

"Setidaknya gw harus tau, setelah putus dengan gw lu gak berubah di jalan yang salah." Ujar Riyan.

"Maksud lu?"

"Tadi pagi gw liat lu keluar dari appartement Pnk bersama pacar baru lu, dan gw tau jelas appartemen itu bukan milik lu." Ujar Riyan membuat kuping Reva sedikit terbakar.

"So what?" Tanya Reva.

"Ternyata lu udah berubah Va,"

"Gw mau berubah kek... mau ngapain kek... terserah gw donk, dan ingat.. bukan urusan lu lagi" ujar Reva ketusnya.

"Dulu waktu lu ma gw* masih jalan, gak pernah sama sekali mau diajakin nginap bareng... sekarang, dengan pria itu belum lama kenal udah berani nginap bareng."

"Trus, gw harus bilang wow gitu?"

Riyan yang kesal langsung menunjuk wajah Reva membuat gadis itu terdiam.

"Ternyata lu udah jadi cewek murahan sekarang yah... cuihhhh"

Plakkkkk.....

Seketika sebuah tamparan mendarat dipipi pria itu, Reva tak terima ucapan Pria itu segera berlari dengan kedua matanya yang sembab.

"REVAAA TUNGGUUUUU!"Teriak Riyan tetapi gadis itu tak menghiraukannya lagi.

Saat gadis itu berpapasan di ruang absensi dengan Indah yang tak lain adalah kekasih baru Riyan, membuat darah Reva langsung mendidih. Senyum sinis dari Indah membuatnya sedikit muak.

"Apa lu pikir pria akan melihatmu sebagai wanita? Anda seharusnya mulai berpikir bagaimana pacarmu bisa kucuri!" Ucapan Indah benar-benar membuat Reva sakit hati dan seketika mendorong tubuh Indah kesamping.

"Setidaknya gw tau bahwa dia adalah pria murahan dan tak gentleman." Balas Reva dengan sinis dan segera meninggalkan gadis itu tanpa bisa berkata apapun.

Saat hampir seluruh karyawan shift pagi pada berkumpul di ruang breafing lantai 2, tiba-tiba mereka di kejutkan oleh kedatangan adik pemilik perusahaan yang tak lain adalah Citra Dwi HRBP Director ditemani oleh pak Toto sang GM.

"Morning all,". Sapa lembut sang HRBP Director.

"Pagi ibu... pagi pak," Sapa hampir bersamaan seluruh karyawan yang berada di ruangan breafing.

"Oh iya udah pada kenal kan dengan ibu Citra?" Tanya Pak Toto.

Dan hampir pula bersamaan kembali seluruh karyawan yang berada di ruangan mengatakan "iya".

"Oke... salam kenal semuanya, kalo udah ada yang kenal dengan saya terima kasih tetapi saya tetap akan memperkenalkan diri sebelum melanjutkan morning breafing kita." Ujar Citra mengambil alih breafing pagi ini.

"Saya Citra, posisi HRBP Director... oh iya induk perusahaan kita sekarang udah 3MP yah." lanjutnya dengan gayanya yang anggun dan beriwaba membuat seluruh karyawannya berdecak kagum dalam hati melihat sosok sang bos yang cantik dan mempesona itu.

"Oh iya ada yang tau kepanjangan 3MP?"

"Tiga Mandiri Pratama," jawab Indah dengan PDnya.

"Ada yang lain?" Tanya Citra lagi.

"Kamu," lanjutnya yang langsung menunjuk Reva yang terlihat sedikit tidak bersemangat hari ini.

"Eh... nda tau bu," jawab Reva dengan gugupnya.

"Nama kamu siapa?" Tanya Citra.

"Re.. reva bu."

"Oh iya lupa... semalam kita sudah kenalan yah, dan sepertinya hari ini kamu lagi ada masalah dan terlihat gak semangat untuk bekerja." Ucap Citra mencoba menebak keadaan gadis itu.

"Iy... iya bu, maaf hari ini badan Reva lagi gak enakan bu"

"Siapa bos kamu?" Tanya Citra.

"Dia bu," jawab Reva menunjuk Indah.

"Ok... kamu ibu Indah kan?" Ujar Citra.

"Iya Bu, saya supervisor FO bu." Jawab Indah dengan mantapnya.

"Kenapa kamu tidak memperhatikan kondisi karyawan kamu? Ingat... manajemen 3MP sangat care terhadap karyawannya baik level atas maupun level bawah... dan satu lagi, bukan pratama tapi perkasa nama perusahaan kita... Tiga Mandiri Perkasa."

"Iya bu... maaf karena saya sudah lalai dalam bekerja."

"Its Ok... mulai sekarang semua karyawan dibawah naungan 3MP harus mendapatkan perhatian dari manajemen... pak Toto, nanti tugas bapak menjelaskan remunerasi terbaru dari manajemen buat seluruh karyawan kita yah"

"Baik Bu,"jawab Pak Toto.

Setelah mendapatkan beberapa arahan dan informasi yang singkat dari Sang HRBP Director, akhirnya seluruh karyawan yang shift pagi mulai kembali ke post masing-masing untuk memulai aktifitas pagi ini dengan sebuah senyuman dan harapan baru buat mereka.


°°°


Pagi hari di kantor pusat PT. Tiga Mandiri Perkasa,Tbk nampak dua sahabat Mr. Nostra dan Mr. L sedang berjalan menuju lift direksi. Dan keduanya menghentikan langkahnya saat berpapasan dengan gadis cantik salah satu karyawan mereka di depan pintu karyawan.

"Pagi Mr. Nostra dan Mr. L." Sapa gadis itu yang telah berdiri dan menudukkan kepala memberikan tanda hormat kepada kedua bigboss.

"Hei hei... kok gw baru liat elu?" Ujar Nostra yang melihat Elsya.

"Widih... Nos, dia anak baru," ujar L.

"Hai cantik, nama lu siapa?" Tanya Nostra sambil menatap seakan ingin menyantap gadis itu yang terlihat sedikit gugup dan tersipu malu.

"Elsya pak," jawab gadis itu.

"Morning L... morning Nos," sapa Kim yang sudah tiba di kantor mengagetkan Nos yang sedang SSI dengan karyawan barunya.

"hei... yuk, malu nape ditangkap basah ama Kim elunya kan." Ujar L berbisik ke nostra membuat pria berdarah sunda tersebut hanya bisa nyengir dihadapan sahabatnya.

"Pada mau naik atau masih ingin godain dia?" Nanya Kim saat pintu Lift terbuka membuat keduanya langsung bergegas melangkah masuk kedalam lift tanpa mengucapkan sepatah katapun.

Elsya yang di tinggal sendiri di meja kerjanya hanya bisa tersenyum penuh arti, tanpa sadar diapun menghela nafas dan tersadar akan sesuatu.

"Eh iya gw lupa mau nelfon," gumam Elsya pelan lalu meraih HPnya untuk menelfon seseorang.

"Halo, hari ini lu jadi ke jakarta?" Ujar Elsya menelfon seseorang.

"Jadi donk, bentar sore gw ama cowok gw berangkat naik Cipaganti."

"Oh ya udah... masih ingatkan alamat gw?"

"Masih donk... hehehe, gak papakan gw bareng cowok gw nginap dirumah elu sya?"

"Ya elah kayak gw siapa aja, nyantai aja keles." Jawa* Elsya lalu mengakhiri percakapan mereka ditelfon.

"Dasar lu gak pernah berubah cin," gumam Elsya sambil menggelengkan kepalanya dan sekejap diapun kembali bekerja dengan aktivitasnya seperti biasa.

Diruang SMD nampak pemilik ruangan sedang sibuk membuat sebuah presentasi di Mac Pro nya, saat sedang fokus dalam bekerja nampak Nostra jauh berbeda jikalau dia lagi gak sibuk. Dimana dia sangat penuh dengan candaan, apalagi jika mereka bertiga para pentolan 3MP sedang berkumpul dan bercanda bersama. Tak akan habis bahan candaannya.

Tiba-tiba dering HPnya mengagetkannya dalam kegiatannya saat ini, nampak Nostra mengernyitkan alisnya melihat layar di HPnya nama yang begitu dia ingat sedang menelfonnya pagi ini.

"Yah," jawab Nos saat mengangkat telfon.

"Beib... bentar Hellen jadi berangkat yah ke Jogja untuk study tour."

"Oh gitu... ya udah, kamu hati-hati aja disana."

"Makaciii sayankkkk.... muachhh"

Saat setelah Nos menutup telfon dari sang kekasih, akhirnya dia memutuskan untuk keluar mencari sarapan pagi atau sekedar ngopi dikantin bawah.

"L... ngopi yuk," ujar Nos saat di atas lift sedang menelfon sahabatnya.

Teng... tong...

Pintu lift direksi terbuka dan Nostra melangkahkan kakinya menuju kantin, tapi tiba-tiba langkahnya berhenti saat melihat Elsya sedang sibuk mengetik di komputer mejanya.

"Bentar sore lu ada acara gak?" Tanya Nos mengagetkan gadis itu.

"Eh...."

"Nda usah kaget gitu, gw hanya nanya aja kok."

"Gak ada pak... kenapa emangnya pak ?"

"Sms pin bbm lu di nomor hp gw yah, taukan nomor gw?" Ujar Nos dan dengan sedikit malu akhirnya di iyakan oleh gadis itu.


°°°


"Lu perhatiin gak sih tuh Elsya L?" Tanya Nos ke L saat mereka lagi lunch bareng.

"Cakep dia... tapi bukan selera gw sih Nos." Jawab L sambil mengunyah makanannya.

"Ya gw tau lu dah kesihir ama cewek jutek itu kan? Kemarin dulu gw ama dia hadirin acara perpisahan pak Ferdi... dan lu tau? Gw udah... ah lupain aja." Ujar Nos sambil sok seriusan dihadapan sahabatnya.

"Lagak lu Nos... Nos... ketahuan bohong lu... hahahahaha," ujar L sambil tertawa.

"Hihihi... ya udah klo gak percaya,"

"Percaya ama lu musrik tau,"

"Yaelah dibilangin, ya udah keep silent aja... hanya gw dan dia aja yg tau."

"Beneran nih? Gw telfon dia skr nih."

"Haloooo... haloo L, ada apa?" suara Citra di HP L saat dia loadspeaker membuat Nostra jadi gugup dan kebingungan atas kelakuan si Mr. L.

"Cit... kata Nos ehhh," ujar L terputus karena mulutnya sudah dibungkam oleh Nostra.

"Gak apa-apa Cit, si L salah teken nomor." Nos yang menjawab membuat L hanya cengingisan menangkap basah kebohongan sahabatnya.

"Oh kirain ada apaan, ya udah byee."

Tuttt... tutt... tutt...

"Wkwkwkwkwkwkwkw....," tawa L akhirnya pecah.

"Sinting lu ye... lu kayak banci aja main lapor ke Citra," ujar Nos.

"Lagian kan gw hanya ingin mastiin kebenaran ucapanlu tadi Nos,"

"Sialan lu emang, gw hanya bercanda dodol."

"Hahahaha... kan gw gak tau lu bohong atau serius," Ujar L masih tertawa sambil kembali memakan sisa makanannya tadi yang sempat terhenti.

"Serius dah bubar tau,"

"Btw Al kapan balik jakarta?"

"Gak tau gw L... si Bos mah gak ketahuan rimbanya dimana," jawab Nostra dan di anggukkan oleh L.

"Iya sih... beda ama kita yang hanya sebagai KKO," ujar L membuat Nos mengernyitkan alisnya.

"KKO apaan L?"

"Kacung Kampret Officer Nos,"

"Wkwkwkwkwkw... aya aya wae elu mah L,"

"Hahahaha... ya udah coba lu nelfon si Al deh, kangen gw ama dia." Ujar L dan akhirnya Mr. Nos menelfon sang owner.

"Halo bos, lu dimana?" Tanya Nos yang sudah mengload speaker HPnya saat Al mengangkat telfonnya.

" Hai kang... gw lagi di Surabaya ketemu dengan Pak Upil Tungka pemilik Mega Developer Manado," jawab Al di seberang.

"Nah loh... kok namanya aneh euy, kayak tai hidung aje namanya"

"Hushh... aku juga bingung kok namanya kayak gitu,"

"Ada urusan apaan Al? Ada proyek baru lagi di Manado?" Tanya L.

"Kan kita mau buka kantor cabang di Manado... dan kebetulan beliau pemilik areal pergudangan di sana,"

"I see... ya udah klo gitu, lanjut gih." Ujar Nos dan L.

"Btw ada undangan dari Pak Upil, katanya mau di ajak ke pulau Bentenan dan pulau Tumbak miliknya... hemm lu orang mau..." ujar Al terputus oleh mereka berdua.

"Mau Al... kapan?" Ujar Nos dan L bersamaan.

"Hahahaha... belum juga aku selesai ngomong kalian udah main motong segala,"

"Kalo masalah adventure jangan main nanya segala bos... kita mah ikut aje apa kata si Bos," ujar L.

"Kalo aku bilang kalian gak usah ikut, gmn??"

"DAMMMM..... no comment gw," ujar Nos.

"Ya udah... minggu depan kita berangkat yah,"

"Lu emang bos paling pengertian, ada hemmm.... ada yang nemenin gak Al selain kita-kita?"

"Hahahaha... aku udah tau arah pertanyaan kalian, apa yah... kata pak Upil sih kalian akan di buat senang sesenang-senangnya kalo udah disana.... kalian ngerti kan maksud dia?"

"Wanjirrrrr..... di tengah pulau bareng awewe Manado... udah gak sabar gw ncuk," Ujar Nos yang paling kegirangan.

"Ya udah see u yah brad,"

"Wokehhh bos... jangan lupa ole-ole nya ye" ujar L dan akhirnya setelah di iyakan oleh al maka Nostra menutup telfonnya dan menatap wajah sahabatnya dengan penuh kemesuman.

"Time to searching L," ujar Nos yang langsung mensearching di om Google info mengenai kedua pulau yang dimaksud Al tadi.


°°°


Malam semakin larut, kondisi jalan dikota makassar malam ini tak begitu padat sehingga membuat Riyan menyetir seperti kesetanan.

Akhirnya diapun tiba di tempat yang sudah di sepakatin bersama dengan Reva siang tadi. Yah, malam ini Riyan dan Reva sedang janjian untuk bertemu. Awalnya Reva menolak ajakan pria itu, akan tetapi karena sebuah keterpaksaan akhirnya diapun mengiyakan tawaran pertemuan tersebut.

"Lu tau gak? Kalo sekarang lu udah banyak berubah Va," ujar Riyan saat mereka duduk berdampingan disalah satu rumah makan sea food Ratu Muda yang terletak di daerah pantai Losari.

"Apanya yang banyak berubah yan? Gw merasa gw kayak dulu aja,"

"Gak Va... oh iya asal lu tau aja, gw dengar si Al itu atau Izzy atau siapalah namanya... yang gw dengar dia itu pengangguran dan memanfaatkan wajahnya untuk menggaet wanita-wanita kaya buat kepentingan pribadinya... contohnya appartemen dan mobilnya... kamu sadar gak? Kenapa dia punya semuanya, sedangkan dia tidak bekerja." Penjelasan pria itu cukup membuat Reva berfikir dan membenarkan dalam hati atas ucapan Riyan.

"Menurut lu Al seorang gigolo gitu?"

"Bisa dibilang gitu, dan dia dekatin lu itu hanya untuk sekedar tempat pelampiasan seksualnya semata... setelah bosan, lu akan di campakkan begitu saja."

"Tidak mungkin Al melakukan itu, ia bukan tipe orang yang suka memanfaatkan dan melukai seperti diri lu, Yan."

"Plis Va... kali ini percayalah dengan apa yang gw katakan."

"Cukup yan, gw gak mau dengar perkataan lu yang menjelekkan si Al"

"Gw hanya ngingatin lu aja Va... karena jujur gw masih sayang dengan elu Va."

"Stop... kayaknya gw harus pulang sekarang, karena gw udah muak mendengar semua ucapan lu yang gak masuk akal." Ujar Reva yang langsung berdiri dan melangkahkan kakinya keluar dari rumah makan.

"Va... gw masih sayang ma lu" ujar Riyan yang tak digubris sama sekali oleh gadis itu.

Diperjalanan pulang Reva diam di atas taksi, gadis itu memikirkan semua perkataan Riyan tadi. Dan memang cukup membuatnya berfikir, karena semua yang di jelaskan ileh Riyan sangat masuk akal.

"Gak... gak... lu salah yan, Al itu seorang Gay." Gumam Reva pelan.


°°°


Disebuah perumahan di daerah jakarta barat nampak Elsya baru saja tiba dirumahnya. Gadis itu saat ini hanya tinggal sendirian, dan langkahnya terhenti saat dua pasang muda-mudi berdiri di depan pagar rumahnya.

"Hai hel... udah lama?" Sapa Elsya saat melihat sahabatnya baru saja tiba dengan seorang pria yang tak lain adalah nickolai.

"Baru aja kami sampai kok.. hehehe," Jawab Hellen yang masih saja menggandeng manja lengan kekasihnya.

"Yuk masuk,"

Di ruang tengah akhirnya mereka ngobrol biasa aja, dan ternyata Hellen dan Nick sedang liburan dijakarta dan mungkin mereka akan menumpang 3-4 hari dirumah Elsya.

Originally Posted by :
BBM dari Nostra :

Gw jemput sekarang yah, setengah jam lagi nyampe.
Mendapat bbm dari sang direktur, gadis itu senyam-senyum sendiri membuat Hellen kepo.

"Kenapa lu Sya?"

"Hehehe... ini Hel, bos gw ajakin dinner."

"Cie... cie yang belum sebulan kerja udah bisa kecantol ama bosnya nih,"

"Hehe... dia tuh yg duluan godain gw tau,"

"Cakep gak orangnya?"

"Kepo lu Hel... udah ah gw mandi dulu yah, lu berdua gw tinggak bentar yah."

"Iya Sya... santai aja, gw juga ama ayank Nick pengen istirahat dulu... iya gak yank." Ujar Hellen sambil ngelirik ke Nickolai dengan lirikan penuh arti dan dijawab oleh pria itu dengan anggukan kepalanya.

Sebuah Mobil SUV keluaran dari Ford bermerk New Everest berwarna putih milik Mr. Nos membelah jalan ibu kota menuju perumahan di daerah ibu jakarta barat.

Mobil yang berasal dari amerika tersebut dengan gagahnya dikendarai oleh seorang Nostra ajie prasetyo ditemani dengan sebuah lagu "Orang Utan" from Relp. otak lu picik kayak seorang DONJUAN makna lagu itu membuat Nos keselek mendengar lirik lagu tersebut.

"Hahahahaha.... gw banget nih," ujar Nos setelah lagu tersebut selesai terputar di audio yang sudah di modifikasi olehnya.

"Elsya i am Coming," gumam Nos lalu menancap gas dengan kecepatan di atas 60km/jam.

Originally Posted by :
BBM Nostra :

"Gw jemput dimana?"

BBM Elsya :
"Didepan gerbang perumahan aja pak"

15 menit kemudian...

BBM Nostra :

"Gw udah di TKP, mobil putih yah"


Tampilan dengan kaos berbahan chiffon berwarna putih dan bawahan menggunakan jeans yang tak begitu span membuat tampilan Elsya malam ini sangat serasi dengan tampilan Nos yang malam ini juga hanya menggunakan kaos oblong berwarna Putih dengan jeans yang di lutut sengaja disobek seperti anak Gaul, hahaha.

"Hai... assalamualaikum Pak Nos," sapa Elsya saat Nos turun dari Mobil dan menyambut gadis itu dengan sebuah senyuman kekaguman akan kecantikan gadis itu.

"Beautiful... hufhh," gumam Nos yang terdengar oleh Elsya.

"Makasih Pak,"

"Oh iya Wa'alaikumsalam wr wb... hehehe sorry lupa balas salam lu." Ujar Nos lalu membuka pintu samping kiri dan mempersilahkan Elsya untuk naik di atas mobilnya.

"Mau makan apa?" Tanya Nos saat mereka sudah meninggalkan perumahan tempat tinggal gadis itu.

"Terserah bapak aja, Elsya ikutan aja."

"Hemm... oke deh kalo gitu, kita makan Suki aja mau gak?"

"Boleh pak,"

"Gw manggilnya El atau?"

"Eh jangan El... kayak Mr. L aja ntar manggilnya," lanjut Nostra menyadari sesuatu.

"Hehehe..* terserah bapak,"

"Kok lu dari tadi terserah melulu, kalo gw ajakin kawin terserah juga nih?"

"Hehe... bapak bisa aja becandanya,"

"Kalo gw gak becanda lu percaya?" Ujar Nos yang cuek dan pandangannya masih menghadao kedepan jalan.

"Hehehe,"

"Kok Hehehe doank?"

"Trus Elsya harus ngomong apa donk?"

"Lupain... so, gw ajak lu keluar apa cowok lu gak marah?"

"Elsya baru putus sebulan lalu pak dengan cowok Elsya," jawab Elsya sambil menunduk.

"Jadi lu jomblo donk sekarang?"

"Bisa dibilang gitu pak," jawab gadis itu lagi sambil melirik ke arah pria tampan di sampingnya.

"Ujung mata gw nangkap klo lu lagi merhatiin gw kan?"

"Eh... anu pak"

"Hahahaha... lu kok jadi gugup gitu sih, santai aja dengan gw kali." Ujar Nos tanpa menoleh sedikitpun ke arah gadis itu.

"Kalo gw jadi cowok lu... apa lu setuju gak?"

"Eh... maksud bapak?"

"Gak ada replay... berarti lu gak mau?"

"Ntar Elsya di hajar ama cewek bapak,"

"Hahahaha... gw gak punya cewek, tapi tunangan iya gw punya... tapi selama janur kuning belum menghiasi rumah gw... siapapun masih punya kesempatan menjadi istri gw nantinya,"

"Sama aja kali pak... hehehe, mending bapak setia tuh ama tunangan bapak... kan biar gimana Elsya juga cewek pak, jadi ngerti perasaan cewek apabila cowoknya menduakan cintanya." Ujar Elsya sambil menatap sendu wajah Nos dari samping.

"Tau darimana kalo dia setia ama gw?"

"Kok bapak bilang kayak gitu?"

"Loh emang bener kan? Hanya Allah dan dia yang tau kalo dia setia pa gak." Ujar Nos dan akhirnya diapun menoleh kesamping sambil tersenyum membuat gadis itu tersipu malu.

"Bisa aja nih bapak, dasar orang sales jagonya berlipat lidah kalo ngomong"

"Maksudnya berlipat lidah itu apaan?" Tanya Nos bingung.

"99% perkataan seorang sales itu adalah sebuah kebohongan... hanya 1% doank yang bisa dipercaya,"

"Dasar... hahahaha, tapi jangan anggap remeh 1% itu loh"

"Jurus membela diri.. hehehe," ujar Elsya yang sudah tidak gugup lagi mengobrol dengan Mr. Nos.

Berbeda dengan Hellen dan Nick saat ini yang sedang bergumul ria untuk mencapai sebuah kenikmatan di dalam kamar tamu rumah milik Elsya.

"Oughhtttt beib... di apain puting Hellen ayank." Desah Hellen saat Nick sudah mulai menghisap kedua puting payudara miliknya bergantian.

Slurpp... slurpppp.....

"Ohhhhhh nikmat ayank nick,"

"Bodoh banget tunangan kamu sayank... tubuh indah kayak gini di anggurin" ujar Nick sambil membelai rambut gadis itu yang malam ini dilanda birahi tinggi.

"Hu uh beib... memek Hellen gatal yank, isepin atuh."

"Oughhttttttt," erang Hellen saat lidah Nick sudah mulai menyentuh clitoris miliknya.

Slurppp... slurpp... slurppp...

Terlihat Hellen menaikkan bola mata hitamnya hingga tak terlihat lagi karena begitu nikmat yang dia rasakan dari for play yang diberikan oleh Nickolai.

Sluurpppp.... Sluurpppp...

Nickolai mulai menelusuri tiap lekuk tubuh tunangan Nos dengan lidahnya, menggaris dibantu dengan air liurnya mulai dari ujung putingnya turun ke pusar lalu membelok ke pinggang turun ke paha Hellen.

Rangsangan demi rangsangan diberikan oleh Nick membuat Hellen mengangkat pantatnya agar Vaginanya bergesek di dada nick yang saat ini sudah mulai mengangkat kaki kanan Hellen lalu di tekuknya dan mulai menelusuri memakai lidahnya sampai ke ujung jemari kakinya.

"Oughhttt... Geli ayaankk.... Hihihi... Sstttt."Desah Hellen saat ujung bibir vaginanya di hisap oleh Nick.

Kemudian Nick mulai menelusuri kaki jenjang milik Hellen terus naik kebetis lalu menggelitik di belakang lututnya, setelah itu lidahnya mulai naik ke paha sampai ke pangkalnya membuat gadis itu merasakan sensasi yang begitu nikmat.

"Udaaahhhh donkk yaank.... Memekkk Hellen dah gateeelll bingittsss nih," Desah Hellen lalu menarik tubuh Nick sejajar dengan tubuhnya.

"OUGHHHHTTTT..... Stttttt," Seketika Hellen mengerang dan tubuhnya melengking saat ujung penis Nick sudah menggesek bibir vaginanya.

"Nikmaaattt sayaanggg," Desah Hellen merasakan kenikmatan di bibir vaginanya.

"Oughhttt... aku masukin yahhhh" Ujar Nick.

Srekkkk....

" Oughhhhhhhhhtttt myyy goshhhhh ". Erang Hellen sambil memejamkan matanya menikmati batang kemaluan Nick yang menerobos masuk ke liang vaginanya walau tak begitu besar akan tetapi cukup membuat Hellen merasakan sebuah kenikmatan.

Plokkk.... Plokkk...

Nick mulai menggenjot vagina Hellen perlahan-lahan sambil membelai lembut wajahnya.

Mata mereka bertemu pandang kemudian saling menatap mengisyaratkan bahwa mereka sangat menikmati persetubuhan yang saat ini mereka lakukan.

"Nikmaaattt aayyankkk sstttt??"

"Bangetttt... Oughhtttt," Jawab Hellen sambil mendesah dan memejamkan matanya.

Plokkk.... Plokkkk....

"Beib... Oughhttt... Kontolmu nikmat banget sayaanggg... Aaahhh"

Hellen mengalungkan kedua lengannya ke leher Nick sambil menarik wajahnya lalu segera melumat bibirnya.

"Hmmfffffmmm,"

"Sabar yahhh ayaankkkk...ssttttt," Ujar Nick melepaskan ciumannya lalu menarik mulutnya untuk mengarahkan ke payudara gadis itu kemudian menghisap payudaranya bergantian.

Sluurrrpppp.... Sluurpppp...

Plokkkk... Plokkkk.... Plookkkk...

"Oughhhtttt myyy gooshhhh.... Memekkk kontolll nikmaaatttt." Erang Hellen tak karuan menikmati genjotan Nick dan hisapan di payudaranya.

Lama Nick menggenjot dengan posisi masih di atas Hellen membuat ujung penisnya berdenyut-denyut tanda ia akan mencapai puncaknya dengan cepat.

"Argghhhh beib aku dah mau keluar nih," erang Nick tak bisa menahan spermanya yang sudah di ujung tanduk.

"Bentar dulu ahhhh, Hellen belum apa-apa yank"

"Argghhhhhhh....."

CROOOTTT.... CROOOTT... CROOTTT...

Akhirnya tanpa memperdulikan ocehan gadis itu, Nick akhirnya menyemprotkan spermanya didalam liang vagina milik Hellen.

"Payah banget kamu yank, kok cepat banget keluarnya"

"Masalahnya udah gak tahan beib," jawab Nick. "Biar aku bantuin pake lidah yah." Lanjutnya.

"Gak usah... udah habis mau aku yank." Ujar Hellen yang langsung berdiri menuju kamar mandi untuk bersih-bersih diri.

Tanpa Nick sadari gadis itu masih menahan birahinya yang begitu tinggi, sehingga ada kekecewaan dibenak Hellen saat ini.

"Apakah aku harus merasakan penis yang lebih kuat dari punya ayank Nick yah?" Gumam Hellen saat didalam kamar mandi.

"Apakah aku harus memaksa aa Nostra untuk melayani kebutuhan seksku saat ini? Hikz.. hikz.. hikz.. tapi apakah dia akan menerima keadaanku saat ini yang sudah tak perawan lagi? Hikz... hikz... maafkan Hellen yah a, sudah menyinyanyiakan cinta dan kasih sayangmu untukku... hikz.. hikz." Penyesalan saat ini yang dirasakan oleh Hellen.

Apakah Mr.Nos akan menerima kenyataan bahwa tunangannya sudah tak tersegel lagi? Tunggu di update berikutnya.


Bersambung..

By TJ44

Me & U - PRIVATE SECRET 11

HOUSEMATES STUPID



Malam hari di Pantai Tanjung bunga nampak Al dan rahma sedang duduk di atas mobil milik Rahma.

" Zy, Makasih yah udah mau nemenin gw ".

" Gak papa kok, lagian kan kamu juga lagi sedih. Jadi mungkin aku hanya bisa bantu dengan cara ini supaya kesedihan kamu sedikit berkurang ".

" Hufhhhh, Zy lu tau gak? Mas Reza itu dijodohin ama gw tau. Papa yang ngejodohin sesama suku gitu ".

" Iya i know lah, lagian kan kamu juga sayang kan ama dia? ".

" Gak tau juga Zy ". Jawab Rahma sambil menatap kaca depan mobil dengan tatapan kosongnya.

" Kamu harus mengambil sikap ma, kalo sayang kamu harus mempertahankan sesuatu yang sudah kalian bangun sampai sekarang. Dan kalo sebaliknya kamu juga harus berterus terang dengan apa yang kamu rasakan ".

" Tapi, gw gak tau Zy. Kalo dia berada di dekat gw sepertinya emosi gw sering gak ke kontrol. Tapi kalo dia jauh gw jadinya kangen banget ama dia ".

" Gimana yah, kamu tau gak? Aku itu gak punya pengalaman masalah cinta ma. Jadi aku gak bisa banyak memberikan masukan ama kamu ".

" Lu serius? Emang lu gak pernah sama sekali pacaran? ".

" Yang aku anggap sebagai pacar sih gak pernah sama sekali, tapi kalo hanya TTM gitu yah lumayan banyak sih ".

" Dasar, sama aja kali ".

" Menurut aku sih berbeda ma. Kalo bagi aku sekali mencintai seseorang maka tak akan pernah ada yang kedua. Dan kamu tau? Siapa wanita yang sudah mengisi hatiku sejak dulu? Kamu ma. Kamulah wanita yang selalu menjadi motivasiku untuk bergerak maju ".

" Maafkan Rahma yah Zy ". Ujar Rahma yang menoleh ke Al lalu menatapnya sendu.

" Memang udah jalanku ma seperti ini, dan aku gak akan pernah membuka isi hati ini untuk wanita lain selain kamu ".

" Maaf ".

" Its Ok, lupakan saja. Mungkin aku malam ini terbawa emosi ".

" Zy, kenapa gak cari kerjaan? ".

" Belum dapat ma ".

" Berusaha Zy ".

" Kalo aku kerja apakah kamu mau menjadi kekasihku kelak? ".

" Kok gitu sih, jangan jadikan gw sebagai satu alasan untuk suatu pekerjaan. Tapi itu untuk masa depan lu Zy ".

" Bulsyit ma dengan masa depan, masa depanku udah suram sesuram cintaku saat runtuh di atas panggung malam perpisahan kita dulu ".

Al menatap tajam wajah Rahma setelah mengeluarkan semua unek - uneknya yang telah lama dia pendam, sedangkan gadis itu hanya bisa menunduk dan terlihat diwajahnya seakan menahan tangisnya.

" Zy. Hikz. Hikz. Maaf ".

" Gak papa ma, mungkin sudah takdirku untuk tersakiti ".

" Hikz. Hikz. Hikz. Lu itu tampan, pintar, sangat mudah mendapatkan wanita manapun yang kamu inginkan ".

" Aku maunya kamu ma ".

" Zy, tapi.. Tapi ". Ujar Rahma terpotong.

" Iya aku tau, kamu gak mencintaiku kan? ".

" Bukan gitu ".

" Halaahhhh, udah ah antarin aku balik dah. Aku kalo ama kamu bawaannya emosi ma ".

" Zy, ". Ujar Rahma lalu meraih jemari Al lalu digenggamnya membuat ketenangan buat Al.

" Kalo jodoh gak akan kemana kok, percaya ama gw yah. Hikz.. Hikz ". Lanjutnya lalu makin erat menggenggam kedua tangan Al.

" Maafkan aku yah ma, masih ada gak secuil kesempatan buatku untuk mendapatkan hati kamu? ".

" Gak tau Zy, hikz. Hikz ".

" Hufhhhhh, ya udah yuk kita balik aja ".

" Maafkan gw yah ".

" Its ok ".

Akhirnya Rahma memutar mobilnya untuk mengantar Al yang duduk di sebelahnya.

Saat diperjalanan Hp rahma berdering tanda panggilan masuk.

" Sttttt, Zy mas Reza. Lu diem dulu yah ".

" Hemm ". Ujar Al sedikit gondok.

" Ya halo mas ".

" Nih lagi dijalan ".

" Oh gitu, ya udah Rahma segera kesana yah ".

" Bye, luv u muachhh ".

Akhirnya Rahma menutup telfonnya dan Al hanya menatap jalan raya dengan emosinya yang saat ini sedang tertahan.

" Al, maaf sebelumnya. Lu gw turunin di depan Hotel Arya Duta boleh gak? ".

" Kenapa? ".

" Gw disuruh jemput ama mas Reza di kantornya. Karena malam ini dia lembur dan mobilnya lagi di service dibengkel ".

" Up to you ".

Dengan kesal Al turun dari citycar milik Rahma dan segera berjalan mencari taksi disepanjang jalan Penghibur.

°°°

Pukul 10.30 Al tiba di appartementnya lalu segera membuka pintu dengan menggunakan smartcardnya.

Kriekk...

" Loh ". Al terkejut saat melihat meja makan yang penuh dengan makanam yang disajikan oleh Reva sedari tadi.

Al berjalan menuju ruang tengah lalu mendapatkan Reva tertidur diatas sofa, Al kemudian berdiri di samping sofa lalu berjongkok menatap wajah cantik gadis itu.

" Dasar gadis bodoh ".

" Va ". Bisik Al mengusap lembut rambut gadis itu.

Reva hanya menggeliat tapi tidak sadar dari tidurnya membuat Al tersenyum lalu mengangkat tubuh Reva untuk dibawa ke dalam kamar. Tetapi saat setengah jalan gadis itu terbangun lalu mendapatkan dirinya di atas gendongan Al membuatnya terkejut.

" Kamu dah bangun, sorry tadi gak tega ngebangunin. Jadi aku pikir mending aku menggendongmu masuk ke kamar ".

" Lu dah makan? ". Tanya Reva tapi tak berusaha turun.

" Udah, kamu? ".

" Hehe, belum ".

" Ya udah kamu makan dulu yah, ntar maag loh ".

" Ya udah, turunin donk ".

" Kalo aku gak mau? ".

" Yeh, sok romantis padahal maho. Hehe ". Ujar Reva malah melingkarkan tangannya ke leher Al.

" Emang salah yah kalo aku pengen menggendongmu? ".

" Hihihi, andai kamu normal Al. Pasti gw mau klo lu jadi cowok gw ".

" Bawel, udah yuk makan dulu ".

" Lepasin ".

" Gak mau ". Ujar Al lalu melangkah ke meja makan sambil menggendong gadis itu.

" Gimana caranya gw mau makan kalo lu gak nurunin gw? ".

" Kamu makan aja di pangkuanku ". Ujar Al yang langsung duduk sambil tak melepaskan pelukan Reva, kemudian mengatur tubuh gadis itu membuat Al memangkunya.

" Ihhh, sok romantis ".

" Udah bawel, makan aja. Atau mau aku suapin ? ".

" Gak usah Al, btw makasih yah ".

" For what? ".

" Makasih aja ".

°°°

Malam minggu di ball room Clarion Hotel sedang di adakan malam perpisahan manajemen Lestari jaya, Karena besoknya semua aset kepemilikan Lestari jaya akan berpindah tangan ke pihak 3MP.

" Halo Cit, kata Al lu di makassar yah? ". Tanya Nos yang saat ini sudah tiba di Ball room beserta jajaran manajement Clarion Hotel, tak lupa juga pak Ferdinant beserta pak Toto hadir di meja depan VIP.

" Nih gw bareng adek gw dah diparkiran hotel, lu juga kan? ".

" Eh lu bareng Eci? ".

" Iya lah, emang adek gw ada berapa ".

" Hehe, ok gw tunggu di dalam yah ".

Tak begitu lama para tamu undangan sudah lumayan banyak yang datang, mulai dari level staf sampai ke level para managerpun sudah mengisi beberapa kursi kosong dengan pasangan masing - masing.

Dari arah pintu nampak 2 gadis dengan penampilan yang begitu anggun membuat beberapa mata tamu yang hadir langsung menoleh kemereka.

" Hai Cit ". Sapa Nos mengangkat tangannya.

" Yuk ci ". Ujar Citra mengajak Eci masuk.

" Malam Pak Ferdi dan pak Toto ".

" Malam ibu Citra, wah saya jadi kaget atas kehadiran ibu di acara saya malam ini ". Ujar Pak Ferdi sambil menjabat tangan Citra.

" Ah Pak Ferdi bisa aja, oh iya kenalin adik saya. Namanya Deacy Widya Hayer ".

" Ferdi ".

" Decy ".

" Toto ".

" Ci kenal gak ama kang Nos? ".

" Kenal donk, hai Kang kumaha damang? ".

" Alhamdulillah damang neng ". Ujar Nos saling berjabat tangan lalu kedua gadis itu dipersilahkan duduk.

" Ibu Citra, kok Pak Al gak datang yah ? ". Tanya pak Ferdi.

" Lagi ada urusan dijakarta pak, Citra juga udah ngajakin kemarin. Tapi diakan baru pulang ke makassar 4 hari yang lalu ".

" Iya Bu, Pak Al sempat kesini dan melihat - lihat sekitaran areal Hotel ". Ujar Pak Toto.

" Oh iya, Decy katanya ikut kontes miss celebrity yah? ". Tanya Pak Ferdi.

" Hehe, iya pak. Nyoba - nyoba aja ".

" Ohh, yakinlah pasti menang ".

" Eci gak berharap menang sih pak, lagian masih muda. Pengen nyoba - nyoba aja sebelum kerja di tempat kak Al ". Ujar Eci sambil tersenyum.

Saat ini mereka ber 6 sedang duduk di meja bundar posisi didepan panggung, dan Nos tepat berada di depan Eci tak henti - hentinya menatap wajah cantik dengan kulit exotis si Eci.

" Kang, kok liatin Eci melulu sih ". Ujar Eci membuat Nos gelagapan dan salah tingkah dihadapan mereka membuat semuanya tertawa.

" Hahaha, Ci. Kang Nos kayaknya naksir ama lu tuh ". Ujar Citra.

" Apaan sih Kak Cit ".

Akhirnya acara pembukaanpun dimulai, nampak tamu yang hadir sudah hampir memenuhi meja dalam ruangan.

Dering hp Citra bergetar tanda panggilan masuk.

" Eh Kak Al ci ". Ujar Citra.

" Bentar yah pak, ada telfon dari kak Al ". Lanjutnya dan melangkah menjauh dari mejanya karena keadaan ruangan saat ini sangat berisik.

" Halo yah Kak ".

" Kamu dimana? ".

" Nih dah di acara ".

" Kakak boleh minta tolong? ".

" Apapun yang kakak minta akan Citra turutin dan sebisa mungkin Citra akan bantu, kenapa gitu kakakku yang tampan ".

" Gaya kamu, keluar bentar temuin aku di lounge yah ".

" Loh Kak Al ada dimakassar? ".

" Gak usah banyak nanya, buruan kesini ".

" Siap bos ".

Tut... Tut.. Tut...

Tak lama Citra segera melangkah keluar menuju lounge hotel.

" Kak, kok gak masuk sih ".

" Duduk dulu ". Ujar Al.

" Yap, ada apa kak ? ". Tanya Citra yang udah duduk didepannya.

" Bentar anggap kalian gak ngenalin aku yah, dan tanya ke Nos bilang dia seakan - akan tidak mengenaliku lagi ".

" Loh aneh, kenapa gitu ? ".

" Pengen aja, kamu tau akukan? Malas dengan media ".

" Hehe, gak pernah berubah. Selalu ingin jadi sosok yang misterius ".

" Gak salah kan? ".

" Iya sih, ya udah. Tapi kak Al masuk juga? ".

" Iya, nih lagi nungguin teman ".

" Hemm, boleh Citra tebak? Teman special kah? ".

" Gak usah banyak nanya, ya udah buruan kamu masuk ".

" Oce deh, tapi papa ama mama tau gak kalo kakak pulang ? ".

" Gak, tapi bentar aku kerumah ".

" Ya udah Citra tinggal yah ".

" Satu lagi ". Ujar Al saat Citra baru berdiri dari duduknya.

" Kenapa ? ".

" Baju kamu lain kali agak tertutup dikit yah, bukan kayak gini terbuka depan belakang ".

" Maaf kak, hehe. Tapi tenang aja. Citra masih tau batas. Dan hehehe. Masih segel donk ".

" Hussshhh, ngomong apaan kamu, ya udah buruan masuk ".

" Ok bos.. Bye ".

Didalam ball room nampak Al dan Reva baru saja masuk lalu memilih meja paling belakang di antara para teman - temannya.

" Hai Va, sini ".

" Eh kalian bareng yah. Cie cie ada yang udah jadian nih ". Ujar Sinta.

Nampak Rahma yang duduk dimeja yang sama memasang muka tak senang akan kehadiran Reva dan Al.

" Al duduk yuk ".

" Eh kalian udah jadian? ". Tanya Rio suami Sinta teman sekolah Al.

" Kepo banget sih kalian ". Ujar Reva menjawabnya.

" Eh si miss jutek tuh, spv kita yang terhormat ibu Indah ". Ujar Sinta melihat sepasang muda mudi yang tak lain Indah dan Rian baru saja tiba.

Nampak Reva menoleh ke arah yang sama dan langsung mengepalkan kedua tangannya menahan amarahnya saat ini. Al nampak diam saja dan sepertinya malam ini dia sengaja berpakaian santai dengan kaos berkerah dengan jeans hitam sedang duduk di sebelah Reva.

" Kamu baik - baik aja Va? ". Bisik Al yang langsung meraih tangannya dibawah meja.

" Its ok Al ".

" Hai boleh gabung? ". Ujar Indah menyapa mereka.

" Eh Pak Reza kok gak join ama anak - anak marketing sih, malah gabung ama anak - anak front office ". Lanjutnya.

" Kan ada Rahma bu ". Jawab Rahma membuat indah lumayan keki.

" Kenalin nih cowok gw ". Ujar Indah memperkenalkan Rian kemereka.

Selama acara berjalan nampak Rahma mencuri pandang ke Al dan begitu juga sebaliknya, sedangkan Reva hanya melirik Rian sesekali lalu menoleh ke Al yang saat ini tersenyum ke arahnya.

" Eh Al dia? ". Ujar Reva terputus dan menoleh ke Al saat melihat Nos memberikan kata sambutan bersama pak Ferdinant sebagai simbol penyerahan perusahaannya ke pihak 3MP.

" Hushh, udah putus ". Ujar Al.

" Hehe, kasian. Eh jadi lu sekarang lagi jomblo donk? ".

" Grrrrrr ".

" Lucu deh lu Al kalo kayak gitu, hihi. Btw lu mau gak gw jodohin ama si Rian? ".

" Grrrrr. Stop gak usah bawel ".

" Hahahahahaha ".

" Lu kenapa Va ketawa sendiri? ". Tanya Sinta.

" Kepo amat sih Lu non ".

" Kalian jangan ribut, gak tau apa tuh bos baru kita lagi memberikan kata sambutan ". Ujar Indah.

" Eh btw liat gak tuh dua cewek di meja bos bos ? ".

" Iya, gw juga dri tadi perhatikan mereka ".

" Yang make baju merah katanya adiknya pemilik perusahaan yah? ". Tanya Reva.

" Iya sih, dia ntar HRD direktur kita ". Ujar Reza.

" Ohh, trus yang di atas tadi ama pak Ferdi siapa? ". Tanya Sinta.

" Itu Mr. Nostra, gw gak tau sih dia jabatannya apaan. Yang jelas dia bukan owner ".

" Paling ownernya sombong dan udah tua gitu ". Ujar Reva.

Glekkk...
Al mendengar ucapan Reva langsung keselek.

" Lu kenapa Al? ".

" Uhuk. Uhuk. Gak kok gak apa - apa ". Jawab Al yang langsung mengambil minumnya dan meneguknya.

" Jadi cowok lu dulu bos besar yah Al ". Bisik Reva.

" Grrrrr... ".

" Hihihi, ada yang deg degan nih hatinya lihat mantan cowoknya di atas. Eh tapi yang cowok itu elu atau dia yah? ".

" Gak tau ". Jawab Al ketus.

" Hahaha ".

Setelah beberapa acara sudah berlalu akhirnya acara makan malampun tiba dan semua tamu dipersilahkan menikmati hidangan malam ini oleh MC yang berada di atas panggung.

" Yuk Al ".

" Kenyang ".

" Ya udah, gw aja yah ngambil makanan ".

" Sipp ". Ujar Al dan akhirnya Reva melangkah ke meja makan untuk mengambil makanan.

" Hai Va, kamu keliatan cantik malam ini ". Sapa Rian saat bertemu di meja makan.

" Makasi ian, kamu masih jalan ama Indah? ".

" Yah gitu deh, maaf yah ".

" Hei Rian Reva ngapain kalian? ". Hardik Indah yang tiba - tiba muncul dihadapan mereka.

" Kok lu kasar gitu sih ndah ama gw ? ". Ujar Reva saat tubuhnya di dorong oleh Indah.

Byurrrr....

" Apa salah gw?? mengapa lu nyiram gw dengan air? ". Hardik Reva saat mukanya basah akibat siraman segelas air putih oleh Indah.

" Lu jangan coba - coba ngerebut Rian dari gw yah ".

" Malam, kok pada berantem? ". Sapa Citra tiba - tiba mengejutkan mereka.

" Eh Ibu, saya Indah bu Spv Front Office ".

" Hei ndah, gw Citra ". Ujar Citra mengulurkan tangannya mengajak berkenalan mereka.

" Loh kok basah? ". Tanya Citra melihat Reva masih berdiri mematung dengan wajahnya yang basah dan bajunya juga sedikit basah akbita terkena siraman air tadi.

" Gak kok bu Cit, tadi dia nabrak Indah jadi gitu deh. Dia numpahin sendiri air minum dibajunya ". Ujar Indah yang langsung memotong untuk menjawabnya.

" Nama kamu siapa? ". Tanya Citra.

" Reva bu ". Ujar Reva menjabat tangan Citra.

" Dia anak baru bu, baru trainning minggu lalu ". Ujar Indah mencari perhatian.

" Oh, ya udah gw tinggal dulu yah. Mau nyapa yang lain ".

Saat Citra meninggalkan mereka, Reva kemudian melangkah menuju toilet membuat Indah tersenyum penuh kemenangan terhadapnya. Di toilet nampak Reva mengeringkan wajahnya dan tiba - tiba saja dia memegang perutnya karena sakit, ia langsung masuk ke kamar mandi dan ternyata saat dia membuka rok dan CDnya.

" Ooo..hehe penyakit bulanan gw datang lagi ". Gumam Reva lalu meraih tasnya untuk mengambil sesuatu.

Kembali ke ball room nampak Rian sedang mendekati Al yang saat ini sedang berdiri di sudut ruangan dan memperhatikan jalannya acara tersebut.

" Kelihatannya Reva menderita yah karena berkencan denganmu? ". Tanya Rian.

" Pria yang memutuskan sepihak dan saat ini lebih memilih kencan dengan teman baiknya seharusnya tidak memusingkan hal ini, iya kan? ". Ujar Al balik bertanya.

Tiba - tiba dering Iphone Al mengagetkan mereka lalu segera Al meninggalkan Rian yang sedikit kesal akan tingkahnya.

" Halo, Va kamu dimana? Apakah kamu baik - baik aja? ". Tanya Al ditelfon.

" Gw gak apa - apa kok, tapi gw ingin minta tolong.. Gw perlu itu.. Hemm, lu tahu.. Hemm itu sesuatu dengan sayap ".

" Apa yang punya apa? Siapa yang punya sayap? ". Tanya Al bingung.

" Itu loh Al, aahhh lu bego amat sih. Itu loh pembalut ".

" Ohhh, eh dimana aku nemuin pembalut? Emang kamu gak bawa apa? ".

" Hehe, lupa. Plisss yah cariin gw donk ".

" Aisssshhh, bentar ".

Tut.. Tut.. Tut..

Al bergegas melangkah untuk menemukan sesuatu yang saat ini dia cari. Ia pun langsung menemukan apa yang ia cari. Al saat ini berada di Lobby lalu mendekati 3 gadis manis yang saat ini berdiri di dekat tangga dan mereka memandang Al dengan penuh kekaguman. Al menahan malu, lalu diapun melangkah kehadapan ke 3 gadis tersebut.

" Hai ".

" Hai tampan ". Jawab ke 3 nya bersamaan.

" Aku boleh minta tolong gak?".

" Kenapa gitu? ".

" Hehe, kalian punya pembalut gak? ".

" What? ".

" Hah? "

Ketiganya terkejut lalu menggeleng - gelengkan kepala mereka mendengar ucapan Al barusan.

" Mau ngapain ? ".

" Mau balut pantatku, habis ngompol tadi ".

" Are u serious? ".

" Hahahahaha ".

" Gak lah, serius amat sih kalian. Buat temanku ".

" Oh kirain, nih ". Ujar salah satunya lalu mengeluarkan pembalut dalam tasnya dan memberikan ke pria dihadapannya.

" Ok cantik, matur thank you yah ".

" Sama - sama tampan ".

" Boleh gak, eh ? ". Ujar salah satunya lagi lalu terhenti karena Al sudah berlari meninggalkan mereka.

Al menyelipkan pembalut itu di bawah pintu kamar mandi.

" Va, di pintu yah pembalutnya ". Teriak Al dari luar toilet.

" Makasih yah ".

Tak begitu lama akhirnya Reva keluar dengan wajah jahilnya tersenyum ke Al.

" Kamu ini katanya wanita, tapi tidak menyiapkan hal - hal seperti itu ". Ujar Al kesal.

" Hehe hei kadang - kadang kita cewek juga suka kelupaan tau ". Jawab Reva ngeles.

" Aishhhh, Hei ngapain kamu ". Hardik Al saat Reva memasukkan sisa pembalutnya di kantong celana belakang Al.

" Lumayan tau gratis, dari pada beli ".

" Udah buang aja, ntar beli yang baru ".

" Tapi gw dah habis duit ". Ujar Reva memohon.

" Ntar aku beliin, ok sekarang mending kita pulang aja ".

" Ayuk, malas juga gw liat tuh acara ".

Saat mereka di lobby tiba - tiba Reva mengingat sesuatu.

" Eh bentar, dompet gw ketinggalan didalam ".

" Aissshhh, dasar gadis ceroboh. Ya udah buruan ".

" Ok my Gay ". Ujar Reva lalu berlari menuju kedalam ballroom.

Saat di Ballroom Rian melihat Reva mengambil dompetnya diapun mengejarnya sebelum keluar.

" Va, bentar ".

" Eh ian, kenapa? ".

" Gw tau kamu dekat ama dia karena mau manas - manasin gw kan? ".

Tanpa mereka sadari Al datang lalu ia mendengar apa yang Reva dan Rian bicarakan, Al mau membela Reva tapi tiba - tiba niatnya terhenti.

" Kamu jangan salah paham bahwa gw patah hati denganmu, gw baik - baik saja tanpa dirimu ".

Nampak Rian tidak menyerah dan meletakkan tangannya ke bahu Reva.

" Gw tahu kamu masih menyukaiku ". Ujar Rian.

Sebelum Reva menjawab, Al sudah mendekati mereka dan mendorong Rian ke samping.

" Sudah tidak ada lagi yang tersisa diantara kalian ". Ujar Al dingin Lalu segera menggandeng tangan gadis itu dan menuntunnya keluar. Reva hanya diam membisu saat Al menariknya keluar dari hotel.

Saat di luar, Al kaget sendiri dan mungkin ia tidak menyangka reaksinya bisa seperti itu.

" Makasih ".

" Ur Welcome ".

" Huhhhfff, gw senang dan puas udah buat Rian seperti itu ". Ujar Reva yang tak menyadari bahwa sedari tadi mereka masih bergandengan tangan.

Saat sudah berada di depan Lobby Reva tiba - tiba tersadar kemudian menyadarinya lalu melepaskan tangan dengan sedikit aneh.

" Kenapa ? ".

" Gak ". Jawab Reva lalu menunduk dan wajahnya sedikit merah.

" Yah itulah gunanya teman, saat ada teman yang lagi sedih maka teman yang lainnya harus mampu menggandeng tanganya dan menghiburnya kala dia sedih ".

" Makasih ".

°°°

Saat mereka tiba di appartemen nampak Reva langsung masuk kedalam kamar mandi karena kebelet pipis.

" Eh Va, aku dulu ".

" Gw duluan tau yg nyampe ". Ujar Reva berebut didepan pintu toilet.

" Udah bareng aja masuknya ".

" Ya udah ". Ujar Reva cuek lalu segera masuk dan membuka celananya dan duduk di closed.

Piiiiisssssssss.....

" Widih banyak amat pipisnya Va ".

" Bawel, dari tadi tau ".

Al tak melepas pandangannya dari arah selangkangan Reva yang saat ini memejamkan matanya menikmati tetes terakhir aliran kencingnya.

" Ngapain lu liat - liat memek gw? Mau ? ". Tanya Reva.

" Ogahh ".

" Eh, Al gw boleh liat kontol lu gak? Gede gak? ".

" Ihh, ngapain kamu mau liat? ".

" Kan lu dah sering liat tuh memek gw, masa iya gw gak pernah liat kontol lu. Kan gak imbang tau ".

" Gak boleh ".

" Eit dah ". Ujar Reva yang langsung berdiri dan melangkah mendekat ke arah Al.

" Ma. Ma. Mau ngapain kamu Va ? ".

" Kok lu jadi gugup gitu sih ? ".

" Lagian ".

" Udah lu bawel amat sih, gw cuman pengen liat aja. Kontol gay itu seperti apa sih ".

" Eh ". Ujar Al terpekik saat Reva mulai membuka resleting celananya.

Toeenngggggg.....

Keluarlah penis milik Al yang sudah berdiri kokoh dan panjang dihadapan Reva.

" Loh kok berdiri sih Al? ".

" Eh, nganu. Itu tadi mau kencing tapi tertahan makanya berdiri ".

" Ohhhh, ya udah kencing gih ".

" Keluar aja ".

" Gak mau, pengen liat kamu pipis. Pipis gay itu seperti apa sih? Jangan - jangan lu jongkok juga kayak gw? ".

" Grrrrrrr ".

Pissssssss....

Akhirnya Al mengeluarkan kencingnya di closed dan membersihkannya pake air saat tetesan terakhir air seninya di ujung kepala penisnya

" Eit yang nyuruh masukin siapa ? ". Ujar Reva menahan tangan Al.

" Maksud kamu ".

" Kan lu dah kencing? Kok masih berdiri aja ? Tapi gede banget loh Al. Uhhhh andai lu normal gw pengen banget lu entotin gw ".

" Grrrrrr ".

" Gw boleh nyentuh gak? ".

" Gak eh. Stttttt ". Ujar Al tertahan saat jemari Reva mulai menyentuh batang kemaluannya dengan lembut.


Bersambung..

By TJ44

Monday, August 22, 2016

Me & U - PRIVATE SECRET 10

WELCOME BACK MR. AYP



Pagi yang cerah, secerah mentari yang menyapa Al hari ini dengan mengendarai Jeep Grand Cherokee miliknya diatas jalan tol ibu kota menuju kantor pusat PT. Tiga Mandiri Perkasa, Tbk.

" Morning pak, dengan Elsya ada yang bisa saya bantu ? ". Sapa Elsya Front Office di lobby pintu karyawan menuju lift saat Al baru saja tiba.

" Hemm, kamu karyawan baru yah? ". Tanya Al bingung.

" Iya pak, baru 3 hari ".

" Pantas ". Ujar Al lalu mendekatkan jempolnya di akses finger print untuk membuka lift khusus para Direksi.

" Access accepted, Welcome Mr. AYP ". Sapa Voice call saat menerima akses finger Al membuat Elsya terkejut lalu menunduk memberikan penghormatan kepada sang Direktur.

" Maaf Pak, saya tidak mengetahui kalo ba.. ". Ucap Elsya terpotong.

" Santai saja, dan aku suka cara kamu menyapa para karyawan dengan baik ".

" Terima kasih pak ".

" U'r Welcome ". Ujar Al tersenyum.

" Ok aku duluan yah, eh nama kamu siapa? ".

" Elsya pak ".

" Ok Elsya, selamat bekerja yah ".

" Baik pak, terima kasih ".

Kemudian Al naik ke lift menuju lantai 4 gedung tersebut.

" Hei morning bos ". Sapa Kim saat melihat Al keluar dari lift.

" Pagi juga Kim, L dan Citra sudah datang? ".

" Belum bos, paling bentar lagi mereka tiba ".

Teng Tong...

Pintu lift terbuka dan dua insan yang tak lain adalah L dan Citra bersamaan keluar dari lift.

" Hei big bos, nongol juga akhirnya ". Sapa L melihat Al sedang berdiri dengan Kim.

" Pagi kak ". Sapa Citra bersamaan.

" Kirain kalian telat ngantornya ". Ujar Al kemudian melangkah menuju ruangannya.

Didalam ruangan Direktur nampak sebuah sofa panjang di sebelah kiri pintu masuk berhadapan dengan sebuah LCD TV 54inch beserta home teater bermerek yang sama dengan LCD tersebut. Di singgasanannya Al duduk sambil membuka Laptopnya untuk mengecheck beberapa email selama 2 hari ini.

Saat mengecheck email satu persatu tiba - tiba dering suara iPhonenya menghentikan kegiatannya karena adanya panggilan masuk dari sahabatnya.

" Halo, yap Kang ". Ujar Al saat mengangkat telfon dari Mr. Nos.

" Lu udah liat email gw? Report Market Visit sekaligus bagan presentasi gw yang nanti diperlihatkan ke pihak ISP ".

" Nih baru gw mau buka ".

" Konsen gw intinya kita fokus ke 3 kota aja, dan gw kayaknya udah cukuplah scanning areanya. Besok gw balik jakarta yah bos ".

" Hemm, gw butuh bantuan lu lagi kang. Lu ketemu ama Pak Ferdinand untuk penandatanganan beberapa berkas untuk proses akuisi 3 hotel miliknya ".

" Oh, ya udah. Trus gw siapa yang jemput? Lu kan udah di HO sekarang ".

" Apa perlu gw jawab pertanyaan lu barusan? ".

" Ya elah kebiasaan lu, iya iya gw tau apa yang harus gw lakukan ".

" Ya iyalah, apakah seorang Nos harus di guidence lagi saat di field? Gak kan ".

" Al, gw maen kerumah lu yah. Hehehe, sekalian ngajakin dinner adek lu tuh si eci ".

" Silahkan kalo dia mau, gw gak akan ngelarang lu orang deketin adek gw. Asal ingat, jangan lu orang bikin salah yah. Gw kepret lu ".

" Siap kakak iparku yang ganteng dan maho ".

" Wanjriiittt lu kang, gw kepret lu kalo ketemu ".

" Udah ah, gw lagi pengen ke hotel grand Jatra nih mau check in dulu ".

" Widih lu di balikpapan yah? Hotel Grand Jatra yang paling gede kan di sono? Nyambung ama Mallnya kan? ".

" Yoi bos, sekali - kali lu join ama gw dong ntar kalo long trip lagi. Ajakin si L juga ".

" Ntar lah dilihat, btw gw nitip si Reva yah. Gadis yg ntu malam di D'liquid, karena dia kerja di hotel kita ".

" Cie. Cie. Cie. Ada yang falling in love nih, maksudnya nitip ke gw utk gw icip - icip? Gitu maksudnya ".

" Begitu lu nyentuh dia di ujung rambut, besok saham lu gw zero in yah ".

" Wanjiiirrrr, bener - bener lu tega ama gw bos. Hahahaha, kagak lah santai aja. Karena gw bukan orang yang suka ngerebut permaisuri sahabat gw ".

" Gaya lu selangit, udah ah gw mau meeting ama team Legal blue umbrella nih tuk bahas mengenai legalitas ke tiga Hotel yang akan kita akuisisi ".

" Sipp lah, ya udah see u again yah bos ".

" Ok bye ".

Setelah menutup telfon Al kemudian menatap kosong monitor laptopnya sambil memikirkan sesuatu.

" Gadis bodoh itu lagi ngapain yah? ".

" Reva, kamu gadis lucu ". Guman Al lalu kemudian menelfon seseorang kembali.

" Halo Kim, besok aku akan ke makassar lagi ketemu dengan pak Ferdinan untuk menandatangani beberapa kelengkapan berkas untuk proses akuisisi 3 Hotel Clarion yah. Kamu handle dulu disini dan kalo ada yang urgent segera info aja ".

Setelah menutup kembali telfonnya, Al menelfon kembali seseorang.

" Halo, Rin. CKG - UPG besok jam 2 yah ".

" Iya, terserah ".

���

Kriingggg!

" Uhh berisik nih beker, andai gw yang punya bakalan gw buang dah dari kemaren - kemaren ". Ujar Reva yang kaget mendengar suara jam beker yang begitu keras sehingga diapun terjaga dari tidurnya.

Sambil masih bermalas - malasan, diapun merenggangkan ke dua lengannya ke atas dan duduk dengan setengah tubuhnya masih tertutupi bed cover.

" Hoaeemm, masih ngantuk. Tidur lagi dah ". Ujar Reva dan langsung mendorong kepalanya kembali ke bantal tapi tiba - tiba terhenti sebelum menyentuh bantal oleh sesuatu.

" KYAAHHH! ".

Reva terkejut saat melihat seseorang di sebelahnya sedang menahan kepalanya untuk tidak menyentuh bantal.

" Hei, apa yang lu lakukan di kamar gw? ". Ujar Reva yang langsung menutup tubuhnya dengan bed cover karena tiap malam dia tidur tanpa busana apapun.

" Ini kamarku, hehehe. Lupa yah? ".

" Aaallllll???? ".

" Hahaha, dasar gadis amnesia ".

" Kapan lu datang? Baru aja 2 hari yang lalu berangkat ".

" Baru saja ".

Masih sambil mengucek - ngucek matanya, Reva kemudian mencubit kedua pipinya lalu mencubit pipi Al yang tersenyum di sampingnya.

" Auww, sakit tau ". Erang Al menahan sakit bekas cubitan gadis itu dipipinya.

" Gw kirain lagi mimpi ".

" Hehe, bangun sana. Siapin sarapan kek ".

" Maaf, belum gajian. Jadi belum ngisi kulkas ".

" Ada kok, coba liat aja ".

" Hihi, oke deh. Tapi lu nutup mata gih, gw kan masih bugil ".

" Ya elah, gak ngefek aku ama tubuh kamu tau ".

" Hehehe, iya yah lupa gw ".

" Lagian kan aku dah liat semuanya, bahkan aku udah menyentuhnya dan mencium semua yang ada di tubuh kamu ".

" Ihhh, Al genit deh. Jadi horny kan gw ".

" Aissshhh, bangun gak? Kalo gak ntar aku guyur pake air nih ".

" Iya iya, bawel amat sih lu. Dasar cowok maho ". Ujar Reva yang langsung beranjak dari ranjang lalu berkacak pinggang di pinggir ranjang dengan tubuh telanjangnya di hadapan Al.

Glekkkk!.

" Hei, sana pergi. Ngapain kamu pamerin tuh toket ama meki di mukaku? ".

" Hahahah, cuma pengen ngegodain elu aja. Sapa tau lu tiba - tiba jadi cowok gentle, kan mayan tuh tiap malam kita bisa ehem - ehem. Hihihi ".

BUG...

Al segera melempar bantal ke arah Reva membuat gadis itu terkejut lalu berlari meninggalkan ranjang tersebut.

" Hahahaha, bye cowok gay. Gw mau masak dulu yah ".

" Pake baju dulu, jangan jorok kayak gitu maen bugil - bugilan segala ".

" Iya iya, bawel ah ".

Di meja makan nampak Al dan Reva sedang menikmati sarapan pagi buatan Reva, Nasi goreng ceplok telur dengan susu coklat menjadi menu sarapan mereka pagi ini.

" Hemm, Kenapa lu balik lagi ke makassar? ".

" Apa yah, bingung juga kenapa? ".

" Ayo, pasti lu lagi kangen ama gw kan? Yah yah yah". Ujar Reva sambil memicingkan matanya dengan wajah genitnya dihadapan Al.

" Kagak! ".

" Huh, dasar ". Ujar Reva cemberut.

" Buruan habisin tuh sarapan, jangan kebanyakan ngobrol ".

" Kan gw masuk siang ntar, ngapain juga buru - buru ".

" Bersih - bersih kek nih ruangan, atau nyuci baju kek atau apalah yang buat kamu sibuk dipagi hari ".

" Bedeehhh, iya iya. Tenang aja gw mah orangnya pembersih kok ".

" Hemm, iya sih ".

" Al, lu mau bantuin gw gak? Mumpung lu lagi di makassar ".

" Bantuin apa? ".

" Besok ada acara kantor gitu, perpisahan ama big bos gw. Karena hotel tempat kerja gw dah di beli ama pengusaha sukses gitu. Untung kita - kita gak di PHK, nah disitu kan hadir juga mantan gw ama temen kerja gw tuh. Lu pura - pura yah jadi cowok gw ".

" Malas ah ngurusin masalah pribadi kamu, mending aku tidur aja daripada harus nemenin kamu di acara gak jelas gitu ".

" Ahhh, lu kok gitu sih Al. Gak asyik banget ".

" Lagian ngapain coba harus ngasih liat ke mantan kamu bahwa kamu udah punya cowok? ".

" Hehe, lu gak tau sih. Gw masih sayang tau ama dia, dan gw berharap bisa balikan lagi ama dia ".

" Dasar, hemm. Ada ongkosnya gak buat bantuin kamu ".

" Yah Al, gw belum gajian ".

" So? ".

" Gini aja, Lu mau ngapain aja ama tubuh gw ntar terserah dah. Hehehe ayo berani gak? ".

" Aishhhhh, gak usah ah. Ya udah kapan acaranya ? ".

" Malam minggu nanti ".

" Ok sipp ".

" Tapi ada beberapa hal yang kamu harus ubah, agar cowok kamu mau balik lagi ".

" Hemm, apaan ".

" Ok 1 penampilan kamu. Pria tidak ingin melihat wanita yang terlalu tidak sabar atau putus asa. Wanita yang menarik harus punya harga diri. Membuat pria menunggu dapat menjadi daya tariknya ".

" Maksudnya? ". Tanya Reva dengan wajah seriusnya.

" Kamu bisa mengerti mengapa wanita selalu membuat pria menunggu 10 menit jika mereka janjian? ".

" Ahhh, kalo gw mah justru gw yang selalu nunggu cowok gw Al. Apa hal itu bener - bener penting yah? ".

" Yap, karena wanita senang jika di tinggikan sebenang derajatnya di atas pria ".

" Ok, apa lagi? ".

" Ke 2, tata bahasa kamu harus sedikit dikontrol ".

" Iya sih, gw mah kadang ceplas - ceplos aja ama dia ".

" Ke 3, jagalah harkat martabat seorang wanita dihadapan pria. Dan jagalah kesucian kamu di hadapannya, jangan mudah tergoda dengan iming - iming sebuah pertanggung jawaban olehnya. Karena bulsyit seorang pria bisa dipegang perkataannya ".

" Hemm, iya kah? ".

" Aisshhhh, kamu bego atau bodoh yah? ".

" Hahahahaha, gak tau ".

" Ya udah, lanjut aja makannya. Bentar aku ajarin semuanya ".

Setelah selesai sarapan Al segera menyiapkan baskom isi air lalu membawanya kehadapan Reva.

" Nah loh, lu mau ngapain Al? ".

" Pelajaran pertama, masukkan kepala kamu ke baskom ini ".

" Gila lu ye, mau bunuh gw apa ".

" Udah ngikutin aja, kamu mau balik lagi kan ama cowok kamu? ".

" Iya iya, udah sini ".

Akhirnya Reva memasukkan kepalanya ke dalam baskom berisi air tersebut. Sesaat Reva kehabisan napas, lalu sewaktu akan mengeluarkan kepalanya Al menahannya.

Glukk.. Glukk..

" Kamu hanya bisa bertahan 40 detik? ".

" haaaassshhhhh. Gw hampir mati, dan gw bukan pemimpin perjuangan kemerdekaan, mengapa harus bertahan dalam air ? ".

" Tujuannya supaya kamu bisa melatih pernafasan kamu supaya kamu juga bisa menahan nafsuh dan amarah kamu saat bertemu dengannya ".

" Tujuannya juga agar kamu kuat melakukan french kiss disaat mendapatkan moment romantis ".

" Gila lu Al, tapi ya udah gw ngikutin aja dah ".

" Ok masih mau lanjut gak? ".

" Lanjut lah ".

" Ok pelajaran berikutnya, yuk ikut ". Ujar Al menarik lengan Reva masuk ke kamar kosong yang tak terpakai.

" Hei, gelap tau ".

" Udah kamu didalam aja, aku kunci dari luar yah ".

" Apapun yang terjadi, kamu tidak boleh meninggalkan ruangan ini dalam satu jam. Mengertiii?? ".

BRAKKK.... KLIK...

Al menutup pintu kamar lalu menguncinya membuat Reva berteriak - teriak dari dalam kamar.

" WOIIIYYYYY BUKAINN, DASAAARRR GILAAA ". Teriak Reva dari dalam kamar.

Beberapa menit kemudian Al mengetes dengan bolak balik menawarkan makanan atau pura - pura teriak ada kebakaran.

" WOOOI BUKAAIIINNN, LU MAU GW TERPANGGANG DI DALAM SINI ".

" Hahahahaha, kamu gagal mengontrol diri Va ".

Krieekkk....

" Besok kita ulangi lagi yah ".

" Hikz.. Hikzz.. Lu jahat ama gw, kok gitu sih cara lu memperlakukan gw ".

" Hei gadis bodoh, lihat aku. Kamu mau kan balik ama cowok kamu? ". Ujar Al memegang wajah Reva lalu menatapnya begitu dalam.

" Apakah dengan cara seperti itu, cowok gw bakalan balik lagi ama gw? ".

" Trust me ".

" Makasih Al ".

" Ya udah, berhenti menangis yah ".

" Hu uh ".

" Ya udah sekarang latihan berjalan, lihat aku yah ".

Al mengajarkan cara berjalan persis kaya model di catwalk, tubuh Al berlenggak lenggok kiri kanan. Kemudian memperagakan cara jalan dengan lurus dengan tatapan yang menggoda.

" Hahahahaha, gila lu Al bener - bener lu maho sejati. Keren banget cara jalan lu ".

" Udah ngerti caranya? ".

" Ok gw coba yah ".

Akhirnya Reva berjalan mengikuti gerakan Al membuat dirinya terlihat aneh.

" Aishhhhh, kamu punya PR lagi untuk besok ".

" Hahahaha, jdi gw gagal nih? ".

" Yap, dan besok kamu harus latihan lagi yah ".

" Al ".

" Hemm ".

" Lu mau jadi sahabat gw selamanya gak? ". Ujar Reva menngangkat tangannya dan menawarkan jari kelingkingnya di hadapan Al.

" Ok, best friend forever ".

" Hehehe, My Gay Best Friend ".

" Grrrrrrr ".

���

Sore harinya nampak Al sedang mencari udara segar di anjungan Pantai Losari yang rame oleh pedagang kaki lima yang kebanyakan menyediakan pisang epek.

" Daeng, pisang epek rasa duren satu nah ". Ujar Al saat duduk disalah satu warung gerobak di samping anjungan.

" Iya mas, bentar yah ".

Tiba - tiba seseorang melihat Al sedang nongkrong, lalu kemudian menghampirinya.

" Izzy ".

" Eh.. ". Al terkejut karena yang menegurnya adalah Rahma cinta pertamanya.

" Hehe, sendiri Zy ? ".*

" Iya, kamu ? ".

" Sama ".

" Ohhh ". Ujar Al sedikit grogi.

" Kok ohhh? ".

" Trus aku harus jawab apa? ".

" Apa kek, basa - basi kek. Uhhh sebel ".

" Kamu gak kerja ? ".

" Udah pulang, baru aja ".

" Cowok kamu mana? ".

" Mati ". Jawab Rahma dengan kesal.

" Kok? Kalian berantem yah? ".

" Yah gitu deh, dia gak pernah mau ngertiin gw Zy ".

" Ok trus? ".

" Nah loh, kok gw curhat sih ama lu Zy ".

" Its ok, aku kan dari dulu cuma sebagai tempat curhat buat kamu ".

" Gak usah dibahas yang udah lewat yah Zy, gw jadi ngerasa bersalah banget ama lu ".

" Udah biasa kok kamu gituin ".

" Izzy segitunya, lu masih marah ama gw? ".

" Gak ".

" Masih sayang ? Ups.. Sorry kalo lancang ". Ujar Rahma sambil menunduk.

" Kalo iya kenapa, kalo gak kenapa juga? Gak ngefek kan buat kamu ".

" Hemm, udah ah gak usah dibahas ".

" Kenapa ? ".

" Keep aja, btw bentar kamu sibuk gak? ".

" Gak, kenapa emang? ".

" Temenin gw yah makan malam, trus kita kemana gitu ".

" Ok ".

" Makasih yah Zy ".

Di tempat yang berbeda saat malam tiba, nampak Reva baru saja selesai memasak dan menyiapkan makan malam untuk Al.

" Hemm, beres dah tinggal nunggu tuh maho datang ". Ujar Reva saat selesai menatap makan malam buat mereka.

Reva menunggu Al pulang, tapi tidak juga datang, kemudian gadis itu mencari kesibukan sambil menahan laparnya sampai Al tiba di appartemen.

" Tuh anak kemana yah? Mana gw dah lapar banget lagi. Huuhhfff mending gw nyipin aja dah dikit ".

Kemudian gadis itu menyipi dikit makanan yang sudah tertata di atas meja makan, lalu kembali menunggu Al di sofa ruang tengah.

Malam makin larut, terlihat jam sudah menunjukkan pukul 21.00 Wita. Tetapi yang ditunggupun tak kunjung datang.

Reva akhirnya ketiduran di sofa ruang tamu dengan wajah kesalnya yang sedari tadi menunggu Al.


Bersambung..

By TJ44

Me & U - PRIVATE SECRET 9

I WANT TO BE YOUR HERO



" Halo Roy sayang, Jenny kangen ama kamu ".

" Oh, hehehe Iya donk. Masa bohong ".

" Hemm, si bos belum datang ".

" Iya, dia mah putri kerajaan paling galak atuh sayang ".

" Hahahaha ".

Pagi ini nampak Jenny Sekertaris Citra sedang telfonan dengan seseorang di meja kerjanya yang berhadapan dengan ruangan HRD Director. Tiba - tiba dari pintu masuk Area Staf HRD sosok gadis cantik dengan anggunnya berjalan menuju keruangannya.

" Pagi bu ".

" Pagi bu Citra ".

" Pagi juga ".

Semua staf yang melihat Citra langsung berdiri dari mejanya menyapa sang bos yang baru saja memasuki area staf HRD.

DAMM!

" Eh baik pak, segera akan saya konfirmasi ke ibu Citra ". Jenny terkejut karena Citra sudah berada dihadapannya dan tiba - tiba mengalihkan pembicaraan dan berpura - pura sedang menelfon klien

Tut.. Tut.. Tut..

" Pagi Jen ". Sapa Citra.

" Pagi bu Citra ". Balas Jenny.

" Apa gw da meeting hari ini? ".

" Hemm, ada 3 schedulle ibu. 15 menit lagi dengan pihak Jamsostek, jam 11 meeting dengan team Finance, jam 2 dengan team Supply Chain ".

" Cancel semuanya, undur sampe besok ".

" Tapi bu, pihak Jamsostek sudah tiba sedari tadi ".

" Hemm, ok segera panggil ke ruang meeting HRD. Sekalian telfon Pak L dengan Kim untuk hadir ".

" Baik bu ". Jawab Jenny dan Citra segera beranjak masuk keruangannya.

" Dasar, gitu kalo punya bos belum nikah. Bawaannya jutek melulu ". Gumam Jenny pelan saat Citra sudah masuk keruangannya.

Pagi ini di ruang meeting nampak yang hadir selain Citra, ada juga L dan Kim beserta pihak Jamsostek.

" Selamat Pagi, saya Anggoro mewakili pihak Jamsostek untuk mempresentasikan sebuah program terbaru yang sesuai surat penawaran kami sebelumnya ". Ujar Anggoro pihak Jamsostek yang baru saja selesai menyetel bahan presentasinya pagi ini.

Sebuah Projektor merek Sony yang menghadap dinding dan menyorot ke white board menampakkan slide presentasi dari pihak Jamsostek dengan background gambar logo perusahaan mereka.

Posisi Anggoro saat ini sedang berdiri di sudut meja tepat di depan laptopnya yang tersambung dengan projector, sedangkan di tangan kanannya sedang memegang pointer dan sedang menjelaskan presentasinya saat ini

Originally Posted by :
Slide 2 : Apakah yang dimaksud DPIP?
" DPIP Adalah Dana Pensiun Iuran Pasti adalah sebuah program terbaru dari Jamsostek untuk para tenaga kerja di negara kita ".

Originally Posted by :
Slide 3 : Background

1. Karyawan Resign
2. Mengurangi turn off
" Ok, sekarang poin 1. Saat ini hampir di semua perusahaan baik yang lokal maupun nasional bahkan taraf internasional sekalipun telah memberlakukan sebuah aturan jika karyawan resign dari perusahaan maka mereka tidak akan mendapatkan pesangon apapun berbeda jika di PHK. Bener gak? ".

" Yup ". Jawab Citra,L dan Kim bersamaan yang sedang memperhatikan presentasi dari Anggoro.

" Poin ke 2, hasil survey yang kami peroleh dari N*lson di tahun ini angka Turn off di hampir seluruh perusahaan yang sedang berkembang naik pesat dari angka tahun lalu sebesar 30%. Dan tiap tahunnya grafiknya semakin naik selama 5 tahun belakangan ini. Jadi pihak kami melihat adanya ketidak sesuaian dari para karyawan terhadap remunerasi yang diberlakukan dari setiap perusahaan ".

" Maksud bapak? ". Tanya Citra.

" Maksud saya, survey yang kami peroleh alasannya dari setiap karyawan yang resign dan pindah ke perusahaan lain karena ingin mencari income yang lebih dari sebelumnya ".

" Wajar kan? ". Tanya L mulai berbicara.

" Setuju pak, wajar sekali memang setiap manusia menginginkan sesuatu yg lebih dari sebelumnya ".

" Tapi apakah pihak perusahaan tidak pernah berfikir minus poin buat perusahaan? ".

" Kehilangan karyawan terbaik dari kami yang punya kredibilitas dan integritas yg tinggi buat perusahaan ". Ujar Kim

" Setuju sekali buat Ms. Kim, tapi apakah pihak perusahaan tidak pernah berfikir jika data penting atau skill yang dimiliki oleh karyawan tersebut diberikan ke kompetitor? ".

" Ok, pak Anggoro kayaknya ini masih background dan ada baiknya di slide ini kita gak perlu melukakuan diskusi yang panjang ". Ujar Citra memotong.

Originally Posted by :
Slide 4 : apa manfaat DPIP?
" Manfaatnya buat karyawan yang resign akan mendapatkan dana pensiun sesuai jumlah potongan dari basic salary mereka, dan ini akan menjadi konsen buat karyawan dan sebagai plus poin dari paket remunerasi yang akan mereka dapatkan ".

" Apa perbedaan dengan JHT yang saat ini kami berlakukan? ". Tanya Citra.

" JHT seyogyanya adalah jaminan hari tua, tapi kami punya kebijaksanaan apabila masa peserta sudah 5 tahun dan sudah tidak bekerja lagi di perusahaan maka mereka boleh mencairkan dana JHT mereka. Kalo DPIP minimal 6 bulan masa kerja sudah boleh dicairkan ".

" So, menariknya dimana? ". Tanya L.

" Menariknya disini adalah buat karyawan yang telah resign tapi belum memasuki masa peserta 5 tahun, dan jika karyawan yang terkena PHK juga akan mempunyai modal untuk membuat usaha sendiri jikalau mereka tidak mendapatkan pekerjaan lain setelah di PHK dari perusahaan ".

Meeting berjalan 2 jam kurang dan akhirnya saat penutup terakhir pihak 3 MP menyetujui mengikuti program terbaru Jamsostek untuk masa depan seluruh karyawan mereka.

°°°

" Hai Cit, mau pulang? ". Sapa L saat langit sudah gelap dan mereka bertemu didepan lobby.

" Lagi pengen ketemuan ama mas Oji. Hehe ". Jawab Citra.

" OoO ".

" Kok OoO? ".

" Trus gw harus bilang wow gitu? ".

" Ada yang cemburu nih keliatannya ".

" Udah tau nanya ".

" Ngambek jelek loh L ".

" Hahaha, bisa aja lu Cit ".

" Btw Kak Al dah pulang tuh tadi sore nyampe ".

" Iya dia juga nelfon gw, paling besok dia dah ngantor ".

" Ya udah gw duluan yah L ".

" Sippp, see u tomorrow yah Cit ".

Tak lama keduanya berpisah menuju ke mobil masing - masing.

Toyota New Camry milik berwarna hitam milik Citra membelah malam menuju ke sebuah restorant tempat janjiannya bersama sang kekasih.

" Hai udah lama mas ? ". Sapa Citra saat sudah tiba di restaurant see food saat menghampiri Fauzi aka Oji kekasih gadis itu.

" Baru aja kok, duduk ".

Malam ini Oji sangat bingung harus memulai ngomong dari mana, dia harus ngomong sekarang mengenai plannya akan berpisah dengan Citra karena sesuatu hal yang membuatnya sudah tak ada kecocokan lagi antara mereka.

" Mas, kok keliatan bingung gitu? ".

" Anu, gini Cit. Saya mau ngomong sesuatu ".

" Ngomong aja mas, ngapain juga keliatan bingung gitu ".

" Gak jadi deh, yuk makan dulu ". Ujar Oji membatalkan niatnya untuk ngomong sekarang.

" Ya udah Citra gak maksa kok, yuk mending makan aja cos Citra dah lapar banget ".

" Mas, Citra minggu depan mau ke makassar yah. Mau sosialisasi ke Hotel yang baru saja kak Al akuisisi ".

" Oh ya udah, jangan lupa ole - ole nya loh ".

" sippp lah ".

" Cit, habis ini kamu langsung pulang yah? ".

" Hemmm, kenapa gitu? ".

" Mau ngajakin kamu ke appartemenku, hehe ".

" Mas, plis yah. Tau kan pantangan Citra? ".

" Iya, tapi kan kita dah 3 tahun jalan tapi kamu gak pernah punya waktu buat bermesraan ama saya ".

" Ini kan dah bermesraan mas ". Ujar Citra dan menyandarkan kepalanya dibahu Oji sambil lengan kanannya memeluk pinggang pria itu.

" Maksud mas itu, kita berduaan di sebuah ruangan penuh dengan suasana romantis. Trus gak ada siapapun yang mengganggu gitu loh ".

" Mas sayang gak ama Citra? ".

" Sayang banget, makanya saya pengen memperlihatkan kasih sayang saya kepadamu dengan berduaan aja ".

" Mas tau Citra bukan anak kecil kan? Dan Citra tau apa yang ada di isi otak mas saat ini ".

" Maksud kamu? ".

" Mas mau menikmati tubuh Citra saat ini kan? citra gak marah kok kalo emang bener. Dan itu adalah suatu hal yang sangat wajar, tapi maaf mas Citra masih belum bisa ". Ujar Citra sambil mendongak ke atas menatap wajah Oji lalu makin mengeratkan pelukannya di tubuh kekasihnya.

" Huffffhhhh, Mas normal loh Cit. Pengen bermesraan seperti halnya orang lain ".

" Kenapa selalu menuntut Citra untuk melakukan hal seperti itu? Mas sadar gak sih kalo Citra itu masih selalu memegang janji Citra ke kak Al ".

" Iya, tapi... Huffffhhhh ".

" Sudah mas, akan ada saatnya kok mas Oji bisa menikmati tiap lekuk tubuh Citra dan merasakan kehangatan tubuh Citra. Tapi belum sekarang ".

" Kapan? ".

" Tunggu legalkan dulu hubungan kita mas ".

" Iya tapi.. ".

" Gak ada tapi - tapian, kalo mas sayang ama Citra berarti mas harus ngejaga kehormatan citra saat ini ".

" Apakah kamu gak pernah mikir kalo mas tersiksa tiap kali melihat tubuh kamu yang padat dan seksi dari balik pakaian yang kamu gunakan? Mas selalu horny melihat kecantikan kamu sayang ".

" Mas kira juga Citra gak horny? Mas, Citra normal kok. Citra juga pengen ngerasain bagaimana tubuh Citra di sentuh oleh pria. Tapi akal sehat Citra selalu terdepan saat niat tersebut menghampiri Citra mas ".

" Eh mas potong cerita, minggu dpn si Rara nikah yah tapi kata anak - anak alumni kalo calonnya misterius gitu. Gak ada satupun dari mereka mengetahui siapa calonnya nanti ". Lanjut Citra yang sudah kembali duduk dan melepaskan pelukannya di tubuh Oji.

Glek...

Oji terkejut seketika dan menelan ludah mendengar ucapan Citra barusan.

" I. I. Iya sih, tapi kan kamu dimakassar minggu depan? Jadi gak bisa hadiri deh resepsi mereka? ".

" Hemm, Citra akan usahakan mas menghadiri resepsinya ".

" Hussfffff, Cit maafkan mas selama ini yang jarang memperhatikan dan memberikan kasih sayang ama kamu yah ".

" Loh? Kok jdi aneh gini sih bicaranya mas? ".

" Maafkan juga kalo Mas selalu nyakitin kamu ".

" Hemm, Mas aneh deh malam ini ".

" Gak kok, cuma pengen bilang aja ".

" Ohh kirain ". Ujar Citra sambil tersenyum.

" Cit, aku mohon padamu sekarang.. dengan aku.." . ujar Oji terputus, dan Citra hanya menunggu dengan menahan nafas sambil menatap tajam wajah pria itu.

"...putus saja ". Lanjutnya.

DUARRRR....
Seperti tersambar petir, Citra terkejut dengan ucapan Oji barusan dan diapun segera berdiri lalu menatap wajah Oji dengan tajam seakan - akan ingin menerjang pria dihadapannya.

" Apa aku sudah melakukan kesalahan? ". Hardik Citra.

" Satu kesalahan kamu Cit, tidak membiarkan hubungan kita makin intim ".

" Kenapa??? Kenapa mas hanya memandang sebuah hubungan harus dengan cara seperti itu? ".

" Karena saya butuh Cit, maafkan mas yah ".

" Dasar ! ".

BYURRR...

Segelas Orange Jus Citra siramkan ke wajah Oji lalu beranjak meninggalkannya. Citra benar - bener sangat terluka dan pergi dari meja tanpa berkata apapun.

" Cit tunggu ". Oji memanggilnya dan mengejar gadis itu.

" Kenapa lagi Mas? Aku minta maaf. Kamu selama ini mencoba tidak melukaiku, tapi aku terlalu bodoh sehingga tidak menyadarinya ". Ujar Citra saat Oji sudah berada di belakangnya.

" Dan aku terlalu naif untuk mempertahankan kesucianku buat mas, tapi aku tidak menyesal dengan semua ini mas.. Hikz.. Hikz.. Maafkan Citra karena belum bisa menjadi wanita sempurna buat Mas ".

BRAKKKK....
Dengan keras Citra membanting pintu mobilnya saat dia sudah naik kedalam, lalu segera meninggalkan parkiran dan juga Oji yang masih terdiam menyesali semua yang telah dia lakukan.

°°°

Di tempat berbeda nampak L dan teman - temannya sedang menikmati minuman beralkohol di salah satu Club di daerah ibu Kota.

" Cihuuuiii, ayo bro tos lagi ". Ujar teman L sambil mengangkat gelasnya mengajak tos yang lain.

" Anjiirrrr, gw lagi sedih bro malam ini. Mana si Al ama Nos lagi diluar kota ".

" Lu sedih kenapa? ".

" Gw makin hari makin sayang ama adiknya si Al, tapi lu tau sendiri kerasnya gimana tuh cewek. Trus mana pacarnya kagak mau ngalah ama gw ".

" Ya elah, lu ganteng, tampan, tajir, pintar, masa iya lu gak bisa dapatin si Citra sih? ".

" Iya tapi duitnya lebih banyak dari gw woiyyy, abangnya yg punya perusahaan ".

" Hahahahaha, kasian amat lu L ".

" Emang iya, hufffhhhh. Udah ah ngapain juga mikirin cewek judes kayak dia. Mending nikmatin aja malam ini ".

" Yoi bro ".

DUUMMM... DUMMM.. DUMMM... TRAAA... TRAA...

Alunan Bit Music yang dimainkan oleh DJ di atas panggung membuat L sementara melupakan rasa kesalnya ama Cita dan makin hanyut kedalam hingar bingar suasana di Club tersebut.

" L, lu gak cabut atu WP nih? ".

" Lagi gak berselera bro ".

" Huuhhfff, tumben Donjuan gini jadi galau ".

" Gw aja bingung ". Jawab L simple.

" Ya udah gw nyari mangsa dulu yah ".

" Gw juga L, lu diem aja di sini. Hahaha ".

Kedua teman L akhirnya turun ke bawah untuk bergoyang bersama para cluber lainnya yang sudah terpacu andrenalinnya untuk mengikuti gerak tubuh para Dancer di atas Floor dance.

Saat L lagi bengong dan melamun tiba - tiba saja dering suara HPnya mengagetkannya, dan L seketika meraih Hp di saku celananya lalu mengernyitkan alisnya meliat di layah touch screen HPnya seorang nama yang baru saja mengganggu isi otaknya.

" Citra? ". Gumam L pelan lalu menekan tombol Ok untuk menjawab telfon dari Citra.

" L gw butuh lu sekarang owekkk.. Hikz.. Hikz.. Gak pake lama, gw lagi appartement ".

" Eh Cit lu ke... ".

Tut.. Tut.. Tut...

Tiba - tiba telfon terputus dari Citra membuat L segera bergegas meninggalkan Club tersebut setelah berpamitan kepada ke dua temannya tadi.

Audi A8 terbaru berwarna putih strip Hitam milik L membelah jalan tol dengan kecepatan tinggi malam ini menuju ke appartemen pribadi Citra di daerah jakarta selatan.

Ting tong...

Saat L tiba di depan pintu dengan tergesa - gesa diapun menekan tombol bel di sebelah kanan pintu.

Kriekkk...

" Eh L, lu ngapain kesini malam - malam? Uwekkk ".

Glekkk...
L menelan ludah melihat penampilan Citra malam ini yang hanya menggunakan Lingerie tipis berwarnah hitam transparan, Bra dan Gstringnya menerawang dari balik lingerienya dengan tubuh yang sudah sempoyongan baru saja membukakan pintu buat L.

" Lu kenapa Cit? ". Tanya L dan mencium bau alkohol di tubuh Citra.

" Elu, elu tuh jahat L. Lu ngapain kesini? Huh! Hikz. Hikz. Uwekk ". Ujar Citra sambil menangis dan menyandar di dinding.

" Lu lagi gak beres nih, dan gw gak tau lu habis minum apaan.. bentar gw telfon sih Al dulu yah ".

PLAKK...

Sebuah tamparan keras dari Citra mendarat di pipi kanan L sehingga membuat kaca matanya yang bertengger di hidung man*ungnya sedikit bergeser.

" Hei lu kenapa? ".

" HEI, Uwekkk hahaha ". Balas Citra sambil tertawa.

Brakkk....
Saat Citra mendorong L ke dinding dengan sigap L menghindar lalu menggendong Citra yang hampir saja terjatuh sambil menahan gairahnya melihat tubuh seksi gadis yang selama ini mengganggu pikirannya.

" Lepasin Gw L, Hei! ". Hardik Citra memberontak di atas tubuh L.

" Gak, lu gw bawa ke kamar lu aja. Lu malam ini stress euy, dan gw gak ngerti masalah lu apaan ".

BRAKKK...

Saat tiba di kamar L segera menurunkan tubuh Citra diatas ranjangnya, kemudian Citra malah menarik lengan L saat pria itu akan beranjak dari kamarnya.

" Lu mau kemana? ".

" Yah pulang lah, ntar gw telfon Al dulu ".

" Hikz.. Hikz. Jangan nelfon kakak gw L, pliss. Gw gak mau kak Al jadi mikirin gw yang udah ngecewain dia ".

" Gw bingung ama lu Cit, lu kenapa? ".

" Hikz. Hikz. L lu jujur ama gw, apakah semua pria lebih mementingkan sex dari pada menjaga kehormatan pasangannya sebelum menikah? ".

" Hemm, yup. Gw gak muna loh. Gw juga butuh sex, dan gw cukup tau lah gimana rasanya pria yang gak ngerasain sex itu seperti apa ".

" Tapi kata kak Al dia belum pernah ".

" Hemm, iya ding. Kecuali dia lah.. Kakak lu emang rada aneh ".

" L, ".

" Hemm ".

" Tubuh gw seksi gak? ".

Glekk...

Sekali lagi L menelan ludahnya saat Citra udah melepas lingerienya dengan posisi berdiri di atas ranjangnya sambil menatap sayu wajah L.

" Lu ke.. Ke.. Kenapa Cit? ".

" Come on L, lu juga butuh kan ngewe ama gw? ".

" Lu gila Cit ".

" Ayolah L, gw masih virgin loh. Sstttttt ". Ujar Citra saat meremas kedua payudaranya yang masih tertutupi oleh branya dihadapan L.

" Lu kayaknya lagi ada masalah ama si Oji nih, biar gw beri pelajaran ma tuh anak ".

" Persetan dengan dia L, hahahaha. Dia mutusin gw gara - gara gw gak mau di ajak ngesex ama dia. Hahaha. Hikz. Hikz ".

" Benerkan dugaan gw, biar gw matahin kontol tuh bocah ".

" Hei, perduli setan ama tuh banci. Sekarang buruan lu muasin gw ".

Glekkk....
L tak berkedip sama sekali saat Citra perlahan - lahan melepas kaitan Branya dari depan lalu melemparnya ke arah L, seketika dua payudara dengan puting mungil menghiasi tubuh gadis itu terpajang dengan indahnya dihadapan L.

" Wanjirrr, seksi banget toket lu Cit ".

Toeng... Toeng.. Toengg..

Seketika penis L bangun dari tidurnya yang masih dalam celananya

" Come on pejantan gw, sini... Nih puting gw lu emut gih.. Oughhhtttt ".

BRAKKK....

Seketika L menerjang tubuh Citra lalu mencium bibir gadis itu dan menggendongnya untuk rebahan di ranjang.

" Oughhhttttt L, gw baru kali ini di sentuh ama cowok ". Desah Citra saat bibir L udah melumat habis puting kanan gadis itu.

Sluurpppp... Sluurpppp...

" Cit, gw dari dulu sangat mengagumi elu tau ".

" Hahahaha, bilang aja lu emang dari dulu pengen ngentot ama gw kan? ".

" Wanjirr, jorok amat mulut lu Cit ".

Sluurrppp.. Slurppp...

" Oughhhtttt, L puasin gw yah ".

" What.... ".

Seketika L teringat sesuatu yang telah salah, dengan cepat diapun menghentikan kegiatannya barusan lalu duduk disebelah Citra menyesali apa yang barusan dia lakukan.

" Lu kenapa L? Hikz.. Hikz.. Gw kurang seksi yah? ".

" Bukan Cit, lu terlalu indah buat gw Cit.. Dan gak sepantasnya tubuh lu buat gw ".

" Hikz.. Hikz.. Lu jangan muna L, lu juga nafsuh kan ama gw? Jawabbbb! ".

" IYAAAA... GW NAFSU AMA LU, TAPI GAK DENGAN CARA GINI GW DAPATIN LU. INI MAH NAMANYA PENGECUT ". Hardik L lalu memegang kedua bahu Citra.

" Lu natap gw ".

" Kenapa L? Hikz. Hikz. ".

" Ini terlalu mudah buat gw Cit, gw mau gw berjuang keras buat ngedapatin lu ".

" Hikz.. Hikz.. Makasih L ".

" Gw sayang ama lu Cit, tp gak kayak gini caranya ".

" Maafin gw yah L. Hikz hikz ".

" Its ok, mending lu pake bra lu skr trus lu tidur gih ".

" Gak mau, gw butuh lu L ".

" Gw janji gw akan jagain lu disini kok ".

" Jangan ngomong ama kak Al yah yang barusan gw lakuin ".

" Gila apa, mau jadi gelandangan gw kalo si Al tau".

" Haha, bisa aja lu ngelenong dalam keadaan gini ".

" Ya udah, lu dah tersenyum kan.. Mending lu bobo gih ".

" Lu bobo juga disini yah, nemenin Citra ".

" Yup, ".

" L, sorry. Gw belum bisa mencintai lu yah. Lu sabar yah untuk ngejar cinta gw ".

" Bukan L namanya kalo gw nyerah gitu aja. Hehe ".

" Ya udah, sekali lagi makasih ".

" Sipp, sweet dream my barbie ".

" Makasih ". Gumam Citra pelan lalu memejamkan matanya


Bersambung...

By TJ44